finnews.id – Imbas letusan Gunung Semeru, luncuran awan panas tercatat terjadi sejauh 13 kilometer, Rabu, 19 November 2025. Awan panas yang mengandung belerang berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan.
Untuk itu, puskesmas yang berada di lereng Gunung Semeru disiagakan selama 24 jam untuk melayani warga yang terdampak bencana erupsi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Menurut Bupati Lumajang, Indah Amperawati, pentingnya kesiapsiagaan tenaga medis dan layanan kesehatan setelah erupsi Gunung Semeru. Ia menjelaskan, pemantauan intensif terhadap warga menjadi prioritas utama.
“Puskesmas dan tenaga kesehatan harus siaga 24 jam, terutama untuk memantau risiko infeksi saluran pernafasan akut (Ispa) dan gangguan pernapasan lainnya akibat paparan abu vulkanik,” kata Indah di lokasi terdampak erupsi Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kamis, 20 November 2025, dikutip Antara.
“Keselamatan dan kesehatan warga adalah prioritas utama kami, sehingga Pemkab Lumajang meminta setiap puskesmas di wilayah terdampak melakukan patroli kesehatan rutin, menyiapkan obat-obatan dan peralatan medis, serta memastikan sistem layanan darurat berfungsi optimal,” tuturnya.
Pemkab Lumajang Pastikan Warga Terdampak Erupsi Mendapatkan Layanan Medis
Menurutnya, upaya tersebut juga mencakup koordinasi dengan tim SAR, relawan kesehatan, dan rumah sakit rujukan dalam melayani warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
“Saya tekankan bahwa pentingnya kesiapsiagaan bukan hanya untuk pengungsi, tetapi juga warga yang sudah kembali ke rumah masing-masing, karena abu vulkanik dan gas belerang masih bisa menimbulkan risiko pada kesehatan,” katanya.
Dengan langkah itu, lanjut dia, Pemkab Lumajang memastikan bahwa setiap warga terdampak maupun berisiko terpapar awan panas Semeru mendapatkan layanan medis yang cepat, tepat, dan efektif.
Beri Edukasi Kesehatan pada Masyarakat
Pemerintah daerah juga terus menyampaikan edukasi kesehatan kepada masyarakat untuk mengenali gejala gangguan pernapasan dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.