Finnews.id – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Kikin Abdul Hakim Mahfudz, menyampaikan pesan yang sangat jelas kepada seluruh jajaran pengurus: organisasi tidak perlu menyibukkan diri dengan pendekatan kepada kekuasaan atau politik praktis.
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang itu menekankan prioritas utama jam’iyyah harus dialihkan ke fokus spiritual.
“Yang lebih penting melakukan pendekatan kepada Allah SWT,” tegas Kiai Kikin dalam keterangannya pada Kamis, 20 November 2025.
Pernyataan ini merupakan inti dari silaturahmi yang dilakukan Tim Syuriah dan Tanfidziyah PWNU Jatim ke Pengurus Cabang NU (PCNU) Banyuwangi dan Situbondo.
Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk HM Abdullah Azwar Anas (Mustasyar PCNU Banyuwangi), KH Masykur Ali (Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi), dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Konsolidasi MWCNU dan Ranting
Kiai Kikin menilai, kunci kebangkitan dan kekuatan NU yang sesungguhnya terletak pada struktur paling bawah. Yakni MWC NU (tingkat kecamatan) dan Ranting/Anak Ranting (tingkat kelurahan/desa).
Ia memberikan apresiasi tinggi kepada PCNU yang telah serius menata MWC dan Ranting. Menurutnya, gerakan NU yang nyata dan berdampak bagi umat justru berada di tingkat anak ranting.
Agenda utama PWNU Jatim saat ini adalah melakukan konsolidasi total mulai dari PCNU hingga Ranting NU.
Hal ini bertujuan agar seluruh elemen organisasi memiliki koneksi yang erat dan sinergi yang kuat, sebab MWC NU dan Ranting adalah unit yang paling vital.
Kembali pada Khittah 1984
Kiai Kikin mengingatkan bahwa NU mulai bangkit dan “terbang lagi” setelah organisasi ini secara resmi kembali kepada Khittah NU.
Khittah ini diperjuangkan oleh KH Wahab Chasbullah sejak tahun 1971 dan akhirnya diputuskan pada Muktamar tahun 1984, pada masa kepemimpinan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid).
Semangat Khittah inilah yang menjadi landasan untuk fokus pada pengabdian keumatan dan menjauhi politik praktis.