Home 360° Menikmati Jamuan Dunia dan Akhirat Bersama Kaum Muda di Masjid Sejuta Pemuda
360°

Menikmati Jamuan Dunia dan Akhirat Bersama Kaum Muda di Masjid Sejuta Pemuda

Bagikan
Masjid Sejuta Pemuda
Masjid Sejuta Pemuda Sukabumi
Bagikan

Sambil Nyruput Kopi di kafe sambil mendengarkan alunan musik sudah biasa. Tapi menikmati hangatnya kopi di kafe sambil menyimak dakwah penyejuk hati ini yang beda. Kopi gratis nikmatnya dunia dan ilmu agama bekal akhirat bisa kita dapatkan di Masjid Sejuta Pemuda.

****

Mungkin ini upaya mendobrak tradisi dalam berdakwah. Cara berdakwah yang dilakukan pemuda-pemuda di masjid ini sangat berbeda jauh dari umumnya.

Mereka melakukan dakwah dengan cara pendekatan anak muda, yaitu nongkrong atau nongki di kafe yang ada di masjid dan semuanya gratis.

Inilah Masjid Sejuta Pemuda Sukabumi, Jawa Barat. Lokasinya sekitar 110 Km dari Jakarta.

Mungkin saya salah satu yang beruntung bisa menyambangi Masjid Sejuta Pemuda di Kota Sukabumi. Lokasi masjid ini tepatnya berada di Jalan Lamping, RW 5 RT 7, Kelurahan Gedongpanjang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Struktur bangunan Masjid Sejuta Pemuda terdiri dari 3 lantai. Dibangun 3 lantai karena menyesuaikan kontur tanah yang miring.

Lantai paling atas adalah tempat beribadah dan berdakwah, yang disertai dengan sebuah kafe.

Layaknya sebuah kafe, pelataran bagian belakang masjid di sediakan kursi-kursi serta meja panjang. kursi dan meja panjang menghadap hamparan sawah hijau dan pegunungan.

Sudah terbayang betapa asyiknya, menikmati kopi panas dengan pemandangan hijau terbentang.

Saya dan 11 rekan menyambangi Masjid Sejuta Pemuda pada hari Jumat. Selain untuk ibadah Sholat Jumat, tentunya ingin menghapus rasa penasaran yaitu menikmati kopi di kafe masjid. Karenanya kami datang lebih awal.

Ingin menikmati kopi sambil memandang hamparan sawah hijau dan pegunungan. Serta mendengarkan dakwah.

Sayangnya, Masjid Sejuta Pemuda tengah direnovasi, sehingga kafe tak bisa menyediakan kopi atau penganan lainnya.

“Kami sedang renovasi. Kafe kami tutup dahulu. Tak ada layanan kopi,” kata seorang pemuda yang dikenal dengan Ustadz Sanusi, Ketua Pengurus Masjid Sejuta Pemuda.

Nama lengkapnya Muhammad Sanusi. Dia masih sangat muda. Usianya belum mencapai 30. Perawakannya bersih dengan sedikit janggut, namun tanpa kumis.

Meski masih berusia muda, dia sudah dipercaya mengelola yayasan di mana masjid Sejuta Pemuda berdiri. Ada ratusan santri yang menuntut ilmu di sana. Mulai dari anak-anak hingga remaja.

Nama Sejuta Pemuda dicetuskan pada 9 Maret 2024, jelang Ramadhan 1445 Hijriyah.

“Sesuai data Dukcapil jumlah Pemuda di Kota Sukabumi mencapai 1,3 juta. Ide nama Masjid Sejuta Pemuda dari data tersebut. Harapannya agar para pemuda di Sukabumi mampu berkontribusi untuk masyasarakat, negara dan agama,” ungkap Sanusi.

Masjid Sejuta Pemuda menawarkan dakwah yang cukup menarik dengan gaya kekinian.

Ini sesuai dengan Visi Masjid Sejuta Pemuda yaitu Menjadi Barometer Dakwah Masjid Peradaban 5.0 Yang Digerakkan oleh Para Pemuda

“Malam Ahad (Minggu), kita rutin mengadakan kajian. Dan Alhamdulillah, pemuda-pemuda yang datang cukup banyak. Yang datang pun tidak hanya pemuda. Pemberi kajiannya pun orang-orang muda,” katanya.

“Tapi bukan berarti kajian-kajian atau dakwah-dakwah hanya dilakukan di Malam Minggu saja,” lanjutnya.

Antusias masyarakat mengikuti kajian dan dakwah di Masjid Sejuta Pemuda, sama seperti halnya saya dan rombongan. Ingin menikmati kopi, dan mendengarkan dakwah.

Semakin merasa kerasan berada di Masjid Sejuta Pemuda karena udaranya yang lumayan sejuk serta pemandangan alamnya.

Sedang asyik mendengarkan Ustadz Sanusi, tiba-tiba ada Hamba Allah yang memberikan puluhan botol Thai Tea Matcha.

“Dina (salah satu santriwati), tolong sediakan matcha tea-nya kep bapak-bapak ini,” pinta Ustadz Sanusi pada salah satu santriwatinya yang menerima sedekah minuman tersebut.

Karena kami datang ingin menikmati kopi ala Masjid Sejuta Pemuda dan ibadah Sholat Jumat, maka tawaran teh Matcha dingin kami tolak.

“Terimakasih Ustadz. Kami hanya ingin kopi hangat. Jadi tidak usah disuguhkan kepada kami. Terimakasi.”

“Kopi dan minuman serta makanan yang ada di sini gratis untuk para jemaah. Sebab semua itu dari jemaah dan kita kembalikan untuk jemaah,” kata Sanusi.

Sambil menunjuk Coffee Maker, Ustadz Sanusi mengatakan, “Itu juga dari hamba Allah. Biji kopi baik yang telah matang maupun mentah kami juga sering mendapatkannya”.

“Di sini kopinya gratis, buka juga 24 jam. Alhamdulillah, dapat support juga dari jemaah, ada yang infak kopi, susunya itu ada yang kirim dari jemaah, jadi dari jemaah untuk jemaah,” katanya.

Tidak hanya dari dalam dan luar kota Sukabumi, jemaah yang datang dan menikmati kopi di masjid Sejuta Pemuda juga datang dari luar Indonesia.

“Kalau jemaah selain di dalam kota, luar kota juga ada. Ada juga yang dari Malaysia,” ungkapnya.

Usai sholat Jumat, Masjid Sejuta Pemuda mengadakan makan bersama dengan jemaah. Lokasinya bukan di kafe atau di masjid. Tapi di sebelah bangunan masjid.

Nama Masjid Sejuta Pemuda merupakan Do’a. “Semoga Masjid Sejuta Pemuda Allah izinkan mampu menebar Sejuta Manfaat yang menjangkau seluruh Dunia dengan 5 Pilar Dakwah Kemasjidan yang menjadi Fondasinya,” harap Ustadz Sanusi.

Asyik mendengar kisah-kisah yang ada di Masjid Sejuta Pemuda. Rasanya masih ingin mendengar lebih banyak lagi, termasuk cukilan-cukilan dakwah dari Ustadz Sanusi. Sayangnya waktu terus berjalan mendekati waktunya Ibadah Sholat Jumat.

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 11.16 WIB. Para jemaah semakin banyak memenuhi masjid dan Ustadz Sanusi pun kemudian berpamitan.

Usai Sholat Jumat, Ustadz Sanusi kembali menghampiri kami dan menawarkan untuk bergabung dengan jemaah lainnya untuk menikmati santap siang yang disediakan masjid.

Ratusan nasi kotak yang disedekahkan dari hamba-hamba Allah atau para donatur telah disediakan. Namun, Saya dan rombongan memilih untuk menlanjutkan perjalan kembali ke Jakarta sambil berburu tempat kulineran di Kota Sukabumi.

Saya dan rombongan berpamitan melanjutkan perjalanan. Namun sebelum meninggalkan Masjid Sejuta Pemuda, Kami mengucapkan salam yang isinya berdoa agar dapat beribadah di Tanah Suci Mekkah. ‘Sampai Bertemu di Baitullah’.

Bagikan
Artikel Terkait
360°

Kampung Ulok Gading

Di tengah hiruk-pikuk Bandar Lampung, ada sebuah kampung yang tidak hanya dikenal...

Museum Ullen Sentalu
360°

Kisah Patah Hati Tineke Tersimpan di Ullen Sentalu

Dinginnya lorong bawah tanah Museum Ullen Sentalu ini, terkuak kisah sejati para...

Perjalanan Caroline Rose
360°

Perjalanan Patagonia

Perjalanan Caroline Rose di Patagonia berubah menjadi momen paling emosional dalam hidupnya....

360°

WARMO, Spot Nongkrong Legendaris di Jaksel

Sudah puluhan tahun berdiri. Beroperasi 24 jam. Tempat ini selalu ramai. Artis...