finnews.id – Makanan olahan tingkat tinggi semakin mendapat sorotan setelah publikasi riset internasional di jurnal The Lancet. Riset ini menghubungkan konsumsi makanan tersebut dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis. Temuan ini muncul saat kebiasaan makan global berubah drastis dari bahan segar menuju pilihan cepat saji dan praktis.
Saat ini banyak orang lebih memilih makanan kemasan karena murah, tahan lama, dan mudah ditemukan. Namun pilihan ini berdampak pada pola makan yang lebih rendah serat, protein alami, dan nutrisi mikro penting.
Apa Itu Makanan Olahan Tingkat Tinggi?
Kategori ini mencakup produk dengan lebih dari lima bahan tambahan industri. Contohnya pewarna, pemanis buatan, emulsifier, penguat rasa, dan stabilizer. Produk yang sering muncul dalam kategori ini antara lain mie instan, minuman bersoda, roti pabrikan, sereal manis, snack kemasan, dan makanan beku siap saji.
Dengan kata lain, makanan ini hadir bukan karena proses alami, tetapi karena rekayasa formula industri.
Temuan Utama Studi
Tim peneliti meninjau 104 studi jangka panjang dari berbagai negara. Setelah analisis, konsumsi makanan olahan tingkat tinggi muncul sebagai faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko 12 penyakit. Di antaranya obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, masalah ginjal, hingga depresi.
Risiko meningkat seiring frekuensi konsumsi. Semakin sering seseorang memilih makanan ini, semakin besar kemungkinan mengalami gangguan kesehatan.
Para peneliti menilai pola makan modern berjalan ke arah yang keliru. Makanan segar tergeser oleh makanan instan yang didukung pemasaran besar-besaran dan akses yang luas.
Tanggapan dan Perdebatan
Meski temuan terlihat kuat, sebagian ilmuwan meminta kehati-hatian. Mereka menilai bahwa studi observasional belum cukup untuk membuktikan sebab-akibat langsung. Faktor lain seperti aktivitas fisik, stres, dan tingkat pendapatan juga mungkin ikut berperan.
Selain itu, tidak semua makanan olahan tingkat tinggi berdampak negatif. Beberapa produk seperti susu formula, yoghurt rendah lemak, atau roti gandum masih memberi manfaat nutrisi.
Perdebatan ini membuat definisi kategori makanan olahan tingkat tinggi terus berkembang.
- dampak nutrisi makanan olahan terhadap tubuh
- depresi
- Diabetes
- efek kesehatan makanan olahan modern
- hubungan makanan olahan dan penyakit kronis
- kebijakan pemerintah soal makanan olahan
- kesehatan
- makanan olahan
- makanan olahan tingkat tinggi
- nutrisi
- obesitas
- penelitian global konsumsi makanan instan
- penyakit kronis | bahaya makanan olahan tingkat tinggi
- Pola Makan
- rekomendasi ahli untuk pola makan sehat
- risiko jangka panjang konsumsi makanan olahan
- solusi mengurangi makanan olahan dalam diet
- studi The Lancet soal pola makan
- The Lancet