Finnews.id – Pemerintah akhirnya mengakui jurang besar yang membayangi sistem kesehatan Indonesia: defisit sekitar 70 ribu dokter spesialis dalam dua dekade ke depan.
Angka ini diungkap Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, sebagai bagian dari proyeksi kebutuhan layanan kesehatan berbasis riset Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME).
“Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut,” ujar Budi dalam pengarahan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah, pada Selasa, 18 November 2025.
Setiap tahun, Indonesia hanya mampu melahirkan sekitar 2.700 dokter spesialis, jauh di bawah kebutuhan dan sangat tertinggal dari negara lain.
- Korea Selatan, penduduknya hanya seperenam Indonesia, menghasilkan 3.000 spesialis per tahun.
- Inggris yang populasinya seperempat Indonesia, mencetak 12 ribu spesialis setiap tahun.
“Kita terjebak dalam sistem pendidikan yang terlalu sempit. Hanya 26 sentra pendidikan, biaya tinggi, dan peserta malah harus membayar,” paparBudi.
500 Rumah Sakit Pendidikan di Seluruh Kabupaten/Kota
Sebagai koreksi struktural, Kemenkes menargetkan pembentukan 500 rumah sakit penyelenggara pendidikan utama untuk tujuh spesialis dasar. Strateginya sederhana: pendidikan harus mendekat ke daerah.
“Kalau orang Papua belajar di RSUD Papua. Dia pasti masuk dan kembali melayani daerahnya,” tegas Budi.
Kebijakan ini menjadi pukulan bagi sistem lama yang tersentralisasi di kampus-kampus besar di Pulau Jawa.
Untuk menghindari kekhawatiran soal kualitas, Kemenkes menggandeng lembaga akreditasi internasional seperti Royal College of London dan ACGME.
Standar pendidikan, rekrutmen, hingga praktik klinis akan dibuat transparan dan setara global.
Ironisnya, provinsi yang tergolong maju seperti Jawa Tengah pun masih memiliki kabupaten/kota yang belum memiliki tujuh spesialis dasar, ditambah tiga spesialis prioritas:
- Jantung
- Saraf
- Urologi
“Gambaran ini menunjukkan betapa timpangnya distribusi dokter,” terang Budi.
Momentum Baru Berbasis Rumah Sakit
Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, menyebut perjanjian kerja sama antara RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, RSUD Dr. Moewardi, dan Universitas Sebelas Maret sebagai langkah penting mengatasi kekurangan nasional.
- cara menjadi dokter spesialis melalui RS Pendidikan
- Dokter Spesialis
- INDONESIA DARURAT DOKTER SPESIALIS
- kebijakan terbaru Kemenkes tentang dokter spesialis
- kekurangan 70 ribu dokter spesialis
- kekurangan dokter spesialis Indonesia
- percepatan pemenuhan dokter spesialis
- program dokter spesialis Kemenkes
- program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit
- rumah sakit pendidikan Indonesia
- solusi pemerintah atasi krisis dokter spesialis nasional