finnews.id – Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (BBP NTT) melakukan revitalisasi sembilan bahasa daerah dari enam kabupaten melalui kemah penulisan cerita pendek (cerpen) bagi siswa SD dan SMP.
“Tujuan kegiatan ini untuk melatih siswa lebih intensif lagi dalam menulis cerpen sekaligus memberi warna baru dalam menulis cerita berbahasa daerah,” kata Ketua Tim Kerja Pelindungan Bahasa dan Sastra BBP NTT Pangkul Ferdinandus, di Kupang, Senin.
Ia mengatakan kegiatan tersebut menjadi wadah penguatan program tunas bahasa ibu agar generasi muda terus mengasah kemampuan generasi berbahasa daerah, baik dalam ranah lisan maupun tulisan.
“Pelatihan ini juga sebagai bekal bagi siswa agar bisa mengembangkan bakat dan potensi serta mendukung iklim literasi di sekolah maupun lingkungan masyarakat,” ujarnya.
Peserta berasal dari enam kabupaten, yakni Kabupaten Sumba Tengah, Rote Ndao, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Alor, dan Manggarai Barat. Terdapat 20 peserta siswa dan 20 pendamping dari kalangan guru maupun dinas.
“Hasil dari kegiatan ini berupa karya bahasa daerah maupun bahasa Indonesia, yang selanjutnya akan dibukukan dan dikirimkan ke sekolah-sekolah tempat siswa berasal,” katanya.
Sementara itu, Kepala BBP NTT Ralph Budhiono mengatakan rangkaian kegiatan ini sudah masuk tahun keempat, sejak dimulai pada 2022.
“NTT merupakan provinsi dengan jumlah bahasa daerah terbanyak ketiga di Indonesia. Dari 718 bahasa daerah di Indonesia, NTT memiliki 72 bahasa daerah,” katanya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya partisipasi dan keberlanjutan dalam upaya revitalisasi bahasa daerah.
Ia berharap para peserta dapat mengikuti kegiatan kemah cerpen secara baik dan intens melalui bimbingan narasumber yang merupakan sembilan penulis sastra berpengalaman di NTT.
“Sejatinya pelestarian bahasa daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Yang kami lakukan hanyalah sebagai pemantik atau pemicu agar daerah bergerak melestarikan, melindungi, dan memberdayakan bahasa daerah masing-masing,” ujarnya.