finnews.id – Hipertensi atau penderita darah tinggi termasuk salah satu kondisi kesehatan yang sering diabaikan karena gejalanya tidak selalu terlihat. Fenomena ini membuat banyak orang tetap aktif tanpa mengetahui tekanan darah mereka sebenarnya tinggi. Data menunjukkan bahwa lebih dari 66 persen penderita darah tinggi tidak sadar kondisi hipertensi yang mereka alami, baik di Indonesia maupun secara global. Fakta ini menegaskan pentingnya pemeriksaan rutin agar risiko komplikasi serius dapat diminimalkan.
Mengapa Penderita Darah Tinggi Sering Tidak Sadar
Salah satu alasan utama sebagian besar penderita darah tinggi tidak menyadari kondisinya adalah sifat hipertensi yang diam-diam. Tekanan darah tinggi jarang menimbulkan gejala awal yang jelas. Beberapa orang mungkin merasa pusing atau mudah lelah, tetapi gejala ini sering diabaikan atau dikaitkan dengan faktor lain, seperti stres atau kurang tidur. Akibatnya, penderita darah tinggi sering baru mengetahui kondisi hipertensinya setelah mengalami komplikasi, seperti stroke atau serangan jantung.
Selain itu, kurangnya edukasi kesehatan dan keterbatasan akses pemeriksaan rutin turut membuat kesadaran tentang hipertensi rendah. Data Riskesdas 2013 menyebutkan bahwa sekitar dua pertiga penderita hipertensi di Indonesia tidak terdiagnosis, sedangkan WHO menyebutkan bahwa secara global hampir 44–46 persen penderita hipertensi tidak menyadari kondisinya.
Dampak Jika Penderita Darah Tinggi Tidak Menyadari Kondisinya
Kondisi yang tidak terdeteksi ini dapat berakibat fatal. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan komplikasi serius lainnya. Hipertensi terkenal sebagai silent killer karena kerusakan organ dapat terjadi secara diam-diam.
Ketika penderita darah tinggi tidak melakukan pemeriksaan rutin, mereka tidak mendapatkan pengobatan atau perubahan gaya hidup yang seharunya mereka lakukan. Padahal, kontrol tekanan darah secara dini terbukti dapat menurunkan risiko komplikasi secara signifikan. Oleh karena itu, edukasi dan deteksi dini menjadi langkah krusial.