Finnews.d – Sebuah momen unik dan kontroversial terjadi dalam pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, di Gedung Putih pada Senin, 10 November 2025. Alih-alih fokus pada isu geopolitik yang berat, interaksi antara kedua pemimpin ini justru menjadi viral setelah Trump melontarkan pertanyaan pribadi yang mengejutkan.
Pertemuan ini sendiri sudah bersifat bersejarah, menandai kunjungan pertama Presiden Suriah ke AS sejak tahun 1946. Namun, semua perhatian media asing, mulai dari Times of India, Hindustan Times, hingga WION, teralihkan oleh satu cuplikan video singkat.
Hadiah Parfum dan Pertanyaan Personal
Insiden tersebut terjadi ketika Presiden Trump memberikan Ahmed al-Sharaa, 43, sebotol parfum dari lini fragrance miliknya sendiri.
Menurut rekaman yang kini tersebar luas di media sosial dan dikutip oleh berbagai media internasional, Trump memberikan hadiah tersebut sambil bercanda:
“Ini adalah wewangian terbaik… dan yang satunya lagi ini untuk istri Anda,” ujar Trump sambil menyemprotkan parfum.
Trump kemudian melanjutkan dengan pertanyaan spontan yang mengagetkan: “Berapa jumlah istri Anda?”
Momen tersebut membuat al-Sharaa sempat terdiam sejenak, namun ia tersenyum dan menjawab singkat: “Satu.”
Jawaban tersebut langsung disambut tawa oleh Trump dan para pejabat di ruangan. Trump kemudian menutup candaan itu dengan kalimat yang juga menuai perdebatan: “Dengan kalian (orang-orang seperti Anda), saya tidak pernah tahu (jumlahnya).” ujarnya.
Geopolitik vs. Candaan yang Kontroversial
Pertanyaan Trump ini menjadi sorotan media asing bukan hanya karena bersifat personal, tetapi juga karena melupakan konteks krusial dari pertemuan tersebut. Ahmed al-Sharaa adalah sosok yang sangat kontroversial, di mana ia baru-baru ini menjabat sebagai Presiden setelah memimpin kelompok militan yang dulunya terkait dengan Al-Qaeda.
Pertemuan ini seharusnya fokus pada pembahasan penghentian sanksi AS terhadap Suriah dan kerja sama melawan ISIS. Media asing pun menilai candaan Trump tersebut, meskipun disampaikan dalam suasana ringan, berisiko mengaburkan pentingnya peristiwa diplomatik yang langka itu.