finnews.id – Pemerintah Ukraina telah memberhentikan sementara Menteri Kehakiman German Galushchenko atas dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi senilai USD100 juta
Galushchenko diduga terlibat dalam skandal korupsi yang melibatkan perusahaan tenaga nuklir milik negara, Energoatom, selama masa jabatannya sebagai Menteri Energi Ukraina.
Perdana Menteri Yulia Svyrydenko mengumumkan pada Rabu, 12 November 2025, bahwa Galushchenko telah diberhentikan sementara dari tugasnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Selanjutnya, tugas Galushchenko akan dijalankan oleh Wakil Menteri Kehakiman untuk Integrasi Eropa, Lyudmyla Sugak.
Galushchenko, yang menjabat sebagai Menteri Energi selama empat tahun sebelum mengambil alih portofolio kehakiman pada bulan Juli, dituduh mengambil keuntungan dari skema pencucian uang dari Energoatom.
Surat kabar Pravda Ukraina melaporkan bahwa otoritas antikorupsi menggerebek kantor Galushchenko pada awal pekan ini.
Galushchenkoa Akan Membela Diri di Pengadilan
Dalam sebuah pernyataan, Galushchenko mengatakan, ia telah berbicara dengan perdana menteri dan sepakat bahwa pemberhentian sementaranya adalah langkah tepat, selama ia membela kasusnya.
“Keputusan politik harus dibuat, dan baru setelah itu semua detailnya dapat diselesaikan,” kata Galushchenko.
“Saya yakin penangguhan selama masa penyelidikan adalah skenario yang beradab dan tepat. Saya akan membela diri di pengadilan dan membuktikan posisi saya,” lanjutnya.
Menurut Kejaksaan Khusus Anti-Korupsi Ukraina (SAPO), dugaan skema senilai USD100 juta tersebut diatur oleh pengusaha Timur Mindich, sekutu dekat Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Penyelidik SAPO mengatakan, Galushchenko membantu Mindich mengelola aliran keuangan gelap di sektor energi.
Sementara kontraktor yang bekerja sama dengan Energoatom dipaksa membayar suap sebesar 10 hingga 15 persen untuk menghindari kehilangan kontrak atau menghadapi penundaan pembayaran.
Tuduhan suap di sektor energi sangat sensitif di Ukraina, yang sebagian besar wilayahnya menghadapi pemadaman listrik harian yang panjang karena menangkis serangan besar-besaran Rusia terhadap infrastrukturnya.