finnews.id – Penggunaan energi bersih menjadi sorotan utama dalam pembukaan COP30 di Belem Brasil.
Presiden COP30 Andre Correa do Lago menekankan bahwa negara-negara di dunia harus mencontoh kemajuan China dalam produksi dan pemanfaatan teknologi energi terbarukan.
Menurutnya, kemampuan China untuk memproduksi panel surya dan turbin angin secara masif sekaligus menekan biaya menjadi contoh nyata bahwa transisi energi tidak hanya mungkin tetapi juga menguntungkan secara ekonomi.
China Sebagai Contoh Penggunaan Energi Bersih
Transformasi energi ini muncul di tengah kondisi global yang memperlihatkan penurunan semangat negara-negara kaya untuk menghadapi krisis iklim.
Correa do Lago menekankan bahwa mengeluh soal persaingan atau biaya tidak akan membawa perubahan.
Sebaliknya, fokus pada inovasi dan skala produksi, seperti yang dilakukan China, akan mempercepat transisi menuju penggunaan energi bersih secara global.
Keunggulan kompetitif yang ditunjukkan China juga memengaruhi harga teknologi bersih, membuatnya semakin terjangkau dan mudah diakses oleh berbagai negara.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Peran konferensi COP30 kali ini sangat penting karena menyoroti hubungan antara komitmen nasional dan implementasi nyata.
Negara-negara diminta untuk memperbarui target pengurangan emisi mereka dengan pendekatan yang realistis dan berbasis bukti.
Penggunaan energi bersih menjadi salah satu indikator keberhasilan karena mencakup energi terbarukan, efisiensi, dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Keberhasilan negara-negara berkembang maupun maju akan terlihat dari sejauh mana mereka mampu menerapkan teknologi bersih secara menyeluruh.
Infrastruktur dan Kolaborasi Global
Selain itu, fokus COP30 bukan hanya pada pengurangan emisi karbon tetapi juga pada pembangunan infrastruktur yang mendukung penggunaan energi bersih.
Negara-negara harus menyiapkan kebijakan fiskal, insentif investasi, dan sistem regulasi yang memungkinkan energi terbarukan berkembang tanpa hambatan.
Correa do Lago menegaskan bahwa kolaborasi internasional diperlukan untuk memastikan transfer teknologi dan kapasitas produksi yang adil.
konteks ini, China menjadi model yang menunjukkan bahwa produksi massal dan penguasaan teknologi dapat membawa manfaat ekonomi dan ekologis secara bersamaan.