Finnews.id – Topan Kalmaegi menerjang Filipina bagian tengah dengan kecepatan tinggi, menyebabkan banjir bandang, merusak rumah, dan menewaskan dua orang. Lebih dari 150.000 warga dievakuasi.
Topan Kalmaegi Menerjang, Menimbulkan Banjir Bandang dan Korban Jiwa
Topan Kalmaegi (Topan ke-20 yang melanda Filipina tahun ini) menerjang wilayah tengah negara itu pada Senin 3 November 2025 setelah mendarat pada tengah malam di kota Silago, provinsi Southern Leyte bagian timur. Badai yang bergerak cepat ini membawa bencana, meninggalkan setidaknya dua korban tewas dan membuat puluhan ribu warga terpaksa mengungsi.
Topan ini terpantau berhembus di atas kota Bacolod di provinsi Negros Occidental bagian tengah dengan kecepatan angin berkelanjutan mencapai 140 kilometer per jam (kph) dan embusan hingga 195 kph.
Korban jiwa pertama yang dilaporkan adalah seorang warga lanjut usia di Southern Leyte yang tenggelam dalam banjir. Selain itu, pemadaman listrik skala provinsi juga terjadi di wilayah tersebut. Korban tewas kedua adalah seorang warga di provinsi Bohol tengah yang meninggal akibat tertimpa pohon tumbang, demikian laporan awal dari pejabat setempat.
Banjir Parah di Cebu, Warga Terperangkap di Atap Rumah
Dampak paling signifikan dari Topan Kalmaegi terjadi dalam bentuk banjir bandang di kawasan padat penduduk. Gwendolyn Pang, Sekretaris Jenderal Palang Merah Filipina, mengonfirmasi bahwa sejumlah warga terjebak di atap rumah mereka akibat luapan air di kota pesisir Liloan, provinsi Cebu tengah.
Di Kota Mandaue, yang juga berada di Cebu, tingkat banjir dilaporkan “setinggi kepala orang,” sebut Pang. Dia menambahkan bahwa banyak mobil di komunitas Cebu lainnya terendam total atau bahkan mengambang di tengah banjir.
Kerusakan signifikan juga dialami provinsi Eastern Samar, salah satu wilayah pertama yang dihantam Kalmaegi. Di komunitas pulau Homonhon, angin kencang merusak atau merobek atap sekitar 300 rumah petak, kebanyakan adalah rumah di pedesaan. Namun, Walikota Annaliza Gonzales Kwan menyatakan tidak ada korban tewas atau luka yang dilaporkan di wilayahnya. “Tidak ada banjir sama sekali, tetapi hanya angin kencang. Kami baik-baik saja,” kata Kwan.