finnews.id – Publik dihebohkan dengan kasus dugaan kekerasan terhadap seorang siswi SDN 150 Sungai Tenang Palembang bernama Fatiyah, yang mengalami luka di area mata hingga merah dan lebam.
Peristiwa ini menjadi sorotan luas setelah viral di media sosial dan kini tengah diusut oleh pemerintah daerah serta Dinas Pendidikan Palembang.
Video kondisi Fatiyah diunggah akun X (twitter) @neVerAl0nely___pada Selasa (4/11/2025) dan langsung viral.
Kisah ini bermula pada 27 Oktober 2025, ketika Erna, ibu Fatiyah, menjemput putrinya di SDN 150 Sungai Tenang, Kecamatan Gandus, Palembang. Ia terkejut melihat kondisi sang anak dengan kedua mata merah dan memar di sekitarnya.
Merasa ada yang janggal, Erna menanyakan langsung kepada guru kelas tentang apa yang terjadi pada putrinya. Namun, ia tidak mendapatkan jawaban yang jelas.
“Guru di kelas bilang ‘bukan saya’, yang lain bilang ‘tidak tahu’, bahkan ada yang menyebut mungkin karena efek main handphone,” ungkap Erna dalam postingan yang beredar.
Erna menolak penjelasan tersebut karena menurutnya, Fatiyah jarang sekali bermain ponsel. Ia menduga luka di area mata anaknya bukan karena faktor internal, melainkan akibat pukulan atau benturan benda tumpul.
Namun ketika Erna menyampaikan niat untuk melaporkan kasus itu ke pihak berwajib, salah satu guru justru menanggapinya dengan ancaman halus.
“Jangan asal tuduh, nanti kamu bisa dilaporin balik,” kata guru tersebut, membuat Erna ragu melapor karena tak ada CCTV atau saksi yang bisa memperkuat dugaan.
Sejak kejadian itu, Fatiyah mengalami trauma berat. Setiap kali ditanya soal penyebab luka di matanya, ia hanya diam atau menangis ketakutan.
Pembuluh Darah Pecah di Area Mata
Keesokan harinya, 28 Oktober 2025, Erna membawa putrinya ke RS Bunda Palembang untuk pemeriksaan medis. Hasil diagnosis menunjukkan bahwa pembuluh darah di sekitar mata Fatiyah pecah, diduga akibat benturan keras.
Meski telah mendapat perawatan dan obat-obatan, hingga 2 November 2025 kondisi mata Fatiyah belum pulih sepenuhnya. Rasa sakit masih terasa terutama pada malam hari, membuat Fatiyah sulit tidur dan terus menangis kesakitan.