finnews.id – Zaman sekarang, sebelum booking hotel, kebanyakan orang pasti cek Google Review dulu.
Tapi tidak dengan lima wanita ini, karena terlalu buru-buru dan tergiur harga murah, mereka akhirnya mengalami kejadian tak terduga, terjebak di hotel paling horor di Jogja.
Cerita mereka viral di media sosial dan jadi peringatan serius bagi siapa saja yang suka traveling dadakan tanpa riset.
Kisah bermula ketika kelima wanita muda ini, sebut saja geng sahabat dari Semarang memutuskan untuk liburan akhir pekan ke Yogyakarta.
Semuanya serba mendadak, termasuk urusan penginapan, karena sudah kemalaman, mereka asal pilih hotel murah yang muncul di aplikasi pemesanan tanpa melihat Google Review.
Padahal, kalau saja mereka sempat baca ulasan, mungkin mereka akan tahu bahwa hotel tersebut punya reputasi sebagai salah satu yang paling angker di kota itu.
Sejak awal masuk, suasana hotel sudah terasa janggal, salah satu dari mereka bahkan sempat berkomentar, “Kok sepi banget ya?”
Tapi karena sudah lelah dan malas cari hotel lain, mereka tetap memutuskan menginap tanpa sadari, mereka akan mengalami malam paling menyeramkan yang pernah mereka alami.
Inilah kisah selengkapnya.
Lobi Gelap dan Tanpa Resepsionis
Begitu tiba di hotel, mereka langsung disambut lobi yang remang-remang. Anehnya, tidak ada resepsionis di meja depan. Mereka harus mengetuk bel lama sebelum seseorang keluar dari ruangan belakang seorang wanita dengan ekspresi datar namun tidak menunjukan kecurigaan.
Proses check-in berlangsung cepat, bahkan terlalu cepat. Tidak ada informasi apapun, hanya diberikan kunci dan diarahkan ke lantai dua. Di sini perasaan tidak enak mulai menghasut.
Saat masuk kamar, suasananya sangat tidak nyaman. Cat tembok mengelupas, ranjang tua berderit, dan yang paling mengganggu: aroma anyir yang tidak hilang meski jendela dibuka.
Salah satu dari mereka sempat menyemprotkan parfum kamar, tapi baunya tetap kembali. Saking parnonya, mereka tidur dalam satu kasur berlima.
Sekitar pukul 2 pagi, dua dari mereka terbangun karena mendengar suara langkah kaki di koridor. Bukan cuma itu, terdengar pula suara pintu kamar lain dibuka-tutup dengan keras, padahal hanya kamar mereka yang terisi malam itu.