finnews.id – Dunia game selalu menghadirkan kejutan ketika sebuah karya baru berani menggabungkan seni, budaya, dan hiburan menjadi satu kesatuan. Where Winds Meet termasuk salah satu proyek ambisius yang berhasil menarik perhatian sejak awal pengumumannya. Game ini bukan sekadar menawarkan pertarungan seru, tetapi juga membawa pemain masuk ke dalam jiwa Wuxia—sebuah genre khas Tiongkok yang penuh romantisme, filosofi, serta aksi seni bela diri yang spektakuler. Dengan jadwal rilis global pada 14 November, para gamer akan segera bisa menjelajahi dunia penuh keajaiban tersebut.
Daftar Isi
-
Filosofi Wuxia di Balik Dunia Game
-
Sistem Pertarungan yang Mengalir
-
Payung: Senjata yang Menjadi Ikon
-
Peran Motion Capture dalam Otentisitas Aksi
-
Dunia Hidup dengan Seasonal Update
-
Harapan Penggemar dan Visi Everstone Studio
-
Penutup
-
FAQ
Filosofi Wuxia di Balik Dunia Game

Banyak orang kerap menyamakan Wuxia dengan Kung Fu, padahal keduanya memiliki esensi yang berbeda. Kung Fu menekankan kedisiplinan, ketelitian, serta realisme dalam bela diri, sementara Wuxia justru menghadirkan perpaduan antara kemampuan manusia yang melampaui batas, nilai filosofis Timur, serta keindahan estetika dalam gerakan. Where Winds Meet mencoba mewujudkan hal tersebut dalam format ARPG dunia terbuka.
Di dalam game ini, pemain tidak hanya bertarung melawan musuh, tetapi juga diajak memahami filosofi di balik setiap gerakan. Elemen seni bela diri berpadu dengan kebebasan eksplorasi dunia, sehingga pengalaman terasa menyeluruh. Dari melayang di atas atap, berlari melawan arah angin, hingga menggunakan energi batin untuk melompati jurang, semuanya menghidupkan mimpi klasik Wuxia.
Sistem Pertarungan yang Mengalir
Salah satu daya tarik utama game ini terletak pada sistem pertarungan yang fleksibel. Pemain dapat membawa dua senjata sekaligus dan bebas menggantinya di tengah pertempuran. Setiap senjata tidak hanya berbeda dalam kecepatan dan kekuatan, tetapi juga mencerminkan gaya bertarung yang khas. Kombinasi senjata, seni bela diri, dan seni internal membentuk fondasi karakter yang unik bagi setiap pemain.
Lebih dari itu, transisi antarserangan terasa mulus karena setiap gerakan terhubung dengan cermat. Pertarungan tidak hanya sekadar adu serangan, melainkan juga menampilkan keindahan ritme dan harmoni, seperti halnya tarian penuh makna.