finnews.id – Presiden Prabowo Subianto mengusung misi besar yang penuh tantangan: menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Dengan cadangan beras yang mencetak rekor, anggaran jumbo, hingga sinergi lintas sektor, langkah menuju swasembada pangan kini semakin nyata.
Upaya memperkuat ketahanan pangan ditempatkan sebagai salah satu agenda prioritas nasional. Program lumbung pangan digarap secara serius, terintegrasi, dan menyeluruh, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri.
Tujuannya jelas: menjamin ketersediaan pangan yang merata serta berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tekad Presiden di Sidang Tahunan
Dalam Sidang Tahunan MPR/DPR pada 15 Agustus 2025, Prabowo kembali menegaskan komitmennya. Visi ini bukan sekadar angan, melainkan target nyata dengan strategi konkret.
Ia menargetkan Indonesia mampu mencapai swasembada pangan dalam 4 hingga 5 tahun ke depan.
Namun, dengan optimisme tinggi, Prabowo bahkan yakin target itu bisa terealisasi hanya dalam satu tahun berkat lonjakan produksi pangan yang signifikan.
Pangan sebagai Pilar Kedaulatan Bangsa
Keyakinan tersebut berpijak pada pandangan bahwa kemandirian pangan adalah syarat mutlak bagi kedaulatan bangsa.
“Saya tidak pernah percaya bahwa suatu bangsa bisa merdeka kalau dia tidak bisa produksi pangannya sendiri,” tegas Prabowo, menekankan pentingnya sektor pangan sebagai fondasi ketahanan nasional.
Anggaran Fantastis untuk Ketahanan Pangan
Komitmen pemerintah dituangkan dalam Rancangan APBN 2026 dengan alokasi dana sebesar Rp 164,4 triliun untuk ketahanan pangan.
Anggaran itu difokuskan untuk program Lumbung Pangan, Cadangan Pangan, serta subsidi pupuk. Targetnya, mendukung produksi hingga 9,62 juta ton pupuk bersubsidi.
Tak hanya itu, pemerintah juga melakukan reformasi besar-besaran dengan memangkas 145 aturan birokrasi yang selama ini menghambat penyaluran pupuk.
Hasilnya mulai terlihat: produksi beras meningkat dan cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai rekor tertinggi.
“Stok cadangan beras nasional kita hari ini lebih dari 4 juta ton. Ini adalah tertinggi selama sejarah NKRI,” ungkap Prabowo, menandai capaian penting dari langkah strategis tersebut.