finnews.id – ASEAN kembali bersuara lantang terhadap dinamika global yang semakin memanas. Lewat pernyataan bersama yang dirilis Jumat, 11 Juli 2025, para diplomat negara anggota ASEAN mengungkapkan keprihatinan mereka atas kebijakan tarif sepihak yang dinilai kontraproduktif dan berpotensi memperburuk fragmentasi ekonomi dunia.
Seperti dilansir dalam pernyataan resmi tersebut, ASEAN menegaskan pentingnya sistem perdagangan global yang adil dan berbasis aturan. Mereka menyebut pengenaan tarif sepihak hanya akan menambah ketidakpastian di tengah ketegangan perdagangan yang terus meningkat dalam lanskap ekonomi internasional.
“Kami menggarisbawahi pentingnya sistem perdagangan multilateral yang dapat diprediksi, transparan, inklusif, bebas, adil, berkelanjutan, dan berbasis aturan,” demikian bunyi pernyataan itu. Meski tak menyebut nama negara secara spesifik, pernyataan ini muncul di tengah sorotan terhadap Amerika Serikat yang dalam beberapa bulan terakhir gencar mengenakan tarif terhadap sejumlah negara, termasuk sekutu maupun rivalnya.
ASEAN Soroti Perdagangan Global yang Kian Tidak Pasti
Ketegangan dalam perdagangan internasional menjadi salah satu fokus perhatian ASEAN. Para diplomat negara anggota ASEAN menyebut langkah sepihak dalam kebijakan tarif sebagai ancaman nyata yang bisa memicu fragmentasi ekonomi global. Fragmentasi ekonomi dapat memutus rantai pasok internasional, menciptakan blok-blok perdagangan terpisah, dan berujung pada biaya ekonomi yang lebih tinggi bagi semua pihak.
“Kami menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan perdagangan global dan meningkatnya ketidakpastian dalam lanskap ekonomi internasional,” ungkap ASEAN dalam pernyataan yang sama.
ASEAN juga menekankan peran penting Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai institusi yang mengatur tata kelola perdagangan internasional. Bagi ASEAN, keberadaan WTO menjadi penjamin terciptanya perdagangan yang adil dan berbasis aturan, yang sangat krusial untuk stabilitas ekonomi kawasan dan dunia.
Suara ASEAN Soal Konflik Gaza
Selain soal ekonomi, ASEAN juga menyoroti konflik berkepanjangan di Gaza. Dalam pernyataan yang sama, para pejabat ASEAN menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap ketegangan yang terus berlangsung di Timur Tengah, khususnya akibat perang Israel di Gaza.
ASEAN mendesak semua pihak terkait untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi. “Kami menyerukan jalan diplomasi dan dialog untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tulis ASEAN.
Mereka menegaskan pula keprihatinan mendalam atas kondisi kemanusiaan yang memburuk di Gaza. ASEAN menyerukan agar akses bantuan kemanusiaan segera dibuka tanpa hambatan bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Kami menyerukan dimulainya kembali akses kemanusiaan yang cepat, aman, tanpa hambatan, dan berkelanjutan bagi semua yang membutuhkan, termasuk melalui peningkatan kapasitas di perlintasan perbatasan, termasuk melalui laut,” sebut pernyataan tersebut.
Desakan Gencatan Senjata dan Dukungan untuk UNRWA
Dalam pernyataannya, ASEAN tidak hanya berhenti pada keprihatinan. Mereka juga menuntut adanya gencatan senjata yang bersifat segera dan permanen. ASEAN juga mendesak pembebasan semua sandera secara cepat dan tanpa syarat, sebagai bagian dari upaya meredakan krisis kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, ASEAN menegaskan dukungan mereka kepada badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA. Organisasi tersebut dinilai memiliki peran penting dalam menjalankan mandatnya membantu rakyat Palestina yang terdampak konflik.
Melalui sikapnya ini, ASEAN menunjukkan konsistensinya sebagai organisasi regional yang tidak hanya peduli pada stabilitas ekonomi, tetapi juga pada isu kemanusiaan dan perdamaian global. (*)