Harga batu bara
Home Ekonomi Harga Batu Bara Bergerak Dinamis pada Sabtu (26/4/2025), India Incar Tambang di Indonesia dan Australia
Ekonomi

Harga Batu Bara Bergerak Dinamis pada Sabtu (26/4/2025), India Incar Tambang di Indonesia dan Australia

Bagikan
Bagikan

finnews.id – Harga batu bara menunjukkan pergerakan beragam pada Sabtu (26/4/2025), dengan sentimen positif datang dari rencana ekspansi perusahaan tambang asal India. Kabar ini turut memengaruhi pasar komoditas, terutama untuk jenis batu bara coking yang menjadi bahan baku vital industri baja.

Pergerakan Harga Batu Bara Terkini

Berdasarkan data terbaru, harga batu bara Newcastle untuk kontrak April 2025 naik tipis US0,1∗∗menjadi∗∗US0,1∗∗menjadi∗∗US 93,8 per ton, sementara kontrak Mei 2025 menguat US0,25∗∗kelevel∗∗US0,25∗∗kelevel∗∗US 94,75 per ton. Namun, untuk kontrak Juni 2025 justru mengalami penurunan US0,1∗∗menjadi∗∗US0,1∗∗menjadi∗∗US 98,3 per ton.

Di pasar Rotterdam, harga batu bara April 2025 turun US0,75∗∗ke∗∗US0,75∗∗ke∗∗US 102,25 per ton, sedangkan kontrak Mei dan Juni masing-masing melemah US1,25∗∗dan∗∗US1,25∗∗dan∗∗US 1, menjadi US93,3∗∗dan∗∗US93,3∗∗dan∗∗US 94,8 per ton.

India Incar Tambang Batu Bara Coking di Indonesia dan Australia

Menurut laporan ReutersNMDC Ltd—perusahaan tambang milik pemerintah India—sedang menjajaki akuisisi aset batu bara coking di Indonesia dan Australia. Langkah ini sejalan dengan ambisi India sebagai produsen baja terbesar kedua di dunia, yang masih bergantung pada impor batu bara coking hingga 85%.

Amitava Mukherjee, Chairman NMDC, mengonfirmasi bahwa negosiasi sedang berlangsung di berbagai tahap. “Kami melihat ini sebagai peluang bisnis strategis,” ujarnya, meski enggan merinci lebih jauh karena alasan kerahasiaan.

Saat ini, Australia menjadi pemasok utama batu bara coking untuk India, menyumbang lebih dari 50% kebutuhan. Namun, ketergantungan ini rentan terhadap gangguan pasokan, terutama akibat cuaca ekstrem.

Ketergantungan India pada Pasar Global

Sebagai penambang bijih besi terbesar di India, NMDC memang memiliki empat tambang aktif. Namun, untuk batu bara coking, industri baja India masih mengandalkan impor dari berbagai negara.

Jayant Acharya, CEO JSW Steel, mengungkapkan bahwa perusahaannya mengimpor batu bara coking dari Australia, AS, dan Mozambik. Sementara itu, SAIL—produsen baja milik pemerintah—juga mendatangkan pasokan dari Mongolia.

Bagikan
Artikel Terkait
Apindo: Kelas Menengah Menyusut 9,5 Juta Orang, Kemenperin Bantah Isu Badai PHK Manufaktur
Ekonomi

Apindo: Kelas Menengah Menyusut 9,5 Juta Orang, Kemenperin Bantah Isu Badai PHK Manufaktur

finnews.id – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengungkapkan...

Garis Kemiskinan Rp20 Ribu Sehari Dinilai Tak Masuk Akal, BPS Dikritik Publik dan Ekonom
Ekonomi

Garis Kemiskinan Rp20 Ribu Sehari Dinilai Tak Masuk Akal, BPS Dikritik Publik dan Ekonom

finnews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) kembali menyita perhatian publik setelah merilis...

Waskita Karya Raup Laba Bruto Rp661,3 Miliar di Kuartal II 2025, Efisiensi dan Restrukturisasi Jadi Kunci Sukses
Ekonomi

Waskita Karya Raup Laba Bruto Rp661,3 Miliar di Kuartal II 2025, Efisiensi dan Restrukturisasi Jadi Kunci Sukses

finnews.id – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menunjukkan kinerja keuangan yang positif...

Diskon Tarif Tol Picu Lonjakan Trafik 87 Persen, Wisata dan Ekonomi Sumatera Makin Bergairah!
Ekonomi

Diskon Tarif Tol Picu Lonjakan Trafik 87 Persen, Wisata dan Ekonomi Sumatera Makin Bergairah!

finnews.id – Potongan tarif tol sebesar 20% yang diberlakukan selama periode libur...