finnews.id – Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Kepulauan Seribu, dr. Nur Rahmah Oktariani, menjelaskan bahwa konsumsi gula secara berlebihan dapat menjadi pemicu penyakit diabetes.
Namun menurutnya, sumber gula tidak hanya berasal dari makanan dan minuman manis, tetapi juga dari gula tambahan yang terkandung dalam makanan berbahan dasar tepung-tepungan.
“Sebenarnya selama ini kita mikirnya yang namanya gula itu dari makanan manis, dari minuman manis. Tapi kita lupa ada sumber gula yang lain, terutama dari karbohidrat yang kita konsumsi, apakah itu dari nasi, dari kentang, dari tepung-tepungan gitu, itu juga menghasilkan karbohidrat,” katanya dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin 14 April 2025.
Ia menjelaskan bahwa pola makan yang menggabungkan nasi sebagai sumber karbohidrat utama dengan karbohidrat lain seperti makanan berbahan tepung—misalnya bakso, bihun—serta minuman kemasan dengan kandungan gula tinggi (lebih dari 20 gram), dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus.
Jika pola ini terus dilakukan, dr. Nur menyebutkan bahwa sel beta pankreas akan dipaksa bekerja keras untuk memproduksi insulin dalam jumlah besar secara terus-menerus, sehingga memicu resistensi insulin. Kondisi ini akan membebani pankreas dan mengganggu proses pengolahan gula menjadi energi atau cadangan di otot.
Resistensi insulin juga berdampak pada kerja hati dan otot, karena kedua organ ini berperan penting dalam menyerap glukosa dari darah untuk disimpan sebagai energi cadangan agar kadar gula tidak berlebihan dalam tubuh.
“Lama-lama insulinnya jadi tidak maksimal kerjanya atau sel beta pankreasnya jadi lelah untuk terus-terusan mengeluarkan insulin. Nah inilah yang akan menjadi cikal bakal penyakit diabetes melitus. Jadi salah satunya memang kita harus meminimalisasi, bukannya kita nggak boleh konsumsi gula tapi dalam jumlah terbatas,” katanya.
Ia mengadopsi rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyarankan agar orang dewasa membatasi konsumsi gula tambahan dari makanan atau minuman tidak lebih dari 50 gram per hari, atau sekitar empat sendok makan. Selain itu, menjaga pola makan dengan mengurangi asupan gula dan karbohidrat perlu dibarengi dengan peningkatan konsumsi protein, lemak sehat, buah, dan sayuran. Asupan serat dari buah dan sayur berperan dalam mengontrol kadar gula darah, sementara antioksidan membantu menetralisir racun dari makanan yang dikonsumsi.
Lebih lanjut, dr. Nur menyarankan agar penderita diabetes meningkatkan aktivitas fisik melalui olahraga rutin. Kegiatan seperti aerobik, jogging, jalan cepat, atau berenang selama 30 hingga 45 menit setiap hari dapat membantu mengelola kadar gula darah dan memperbaiki kesehatan secara keseluruhan. *