Home Ekonomi Harga Minyak Dunia Terjun ke Titik Terendah Empat Tahun, Perang Dagang Jadi Pemicu
Ekonomi

Harga Minyak Dunia Terjun ke Titik Terendah Empat Tahun, Perang Dagang Jadi Pemicu

Bagikan
Harga minyak dunia anjlok ke level terendah sejak 2021 akibat meningkatnya ketegangan perang dagang AS-Tiongkok
Anjungan minyak lepas pantai. (Ist)
Bagikan

finnews.id – Harga minyak dunia kembali tergelincir tajam pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), memperpanjang tren penurunan yang kini membawa harga ke titik terendah dalam empat tahun terakhir. Ketegangan yang memuncak dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi pemicu utama gejolak ini.

Menurut data dari Yahoo Finance, harga minyak mentah Brent turun sebesar USD1,39 atau 2,16 persen menjadi USD62,82 per barel, sementara WTI (West Texas Intermediate) merosot USD1,12 atau 1,85 persen ke level USD59,58 per barel.

Penurunan ini terjadi setelah pengumuman Presiden AS Donald Trump pada 2 April lalu yang menetapkan tarif terhadap seluruh impor dari Tiongkok. Langkah ini langsung berdampak pada ekspektasi pasar global, memicu kekhawatiran atas ancaman resesi ekonomi dunia.

Perang dagang antara dua raksasa ekonomi semakin memanas. Amerika Serikat akan mulai memberlakukan tarif sebesar 104 persen terhadap produk asal Tiongkok, menyusul keputusan Beijing untuk tetap menerapkan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap barang-barang asal AS.

Menanggapi ancaman tersebut, Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan tidak akan tunduk pada tekanan dan siap berjuang hingga akhir. Sikap ini menambah kekhawatiran pelaku pasar atas dampak negatif yang lebih luas terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Dalam situasi yang kian tidak menentu ini, Goldman Sachs memprediksi harga minyak Brent akan berada di kisaran USD62 per barel pada Desember 2025, sementara WTI diperkirakan menyentuh angka USD58. Bahkan, dalam skenario yang berbeda, harga minyak bisa menyusut lebih jauh pada tahun berikutnya.

Sementara itu, pemerintah AS disebut memiliki preferensi kuat untuk menekan harga minyak ke level USD50 atau bahkan lebih rendah, sebagai bagian dari strategi prioritas ekonomi mereka. (*)

Bagikan
Artikel Terkait
BTN Gabung PCAF untuk Dukung Net Zero Emissions 2060
Ekonomi

BTN Gabung PCAF untuk Dukung Net Zero Emissions 2060

finnews.id – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi bergabung dengan...

Kemenkes Ajukan Anggaran Rp114 Triliun untuk 2026, Rp9,7 Triliun Dialokasikan ke Program Unggulan Prabowo
Ekonomi

Kemenkes Ajukan Anggaran Rp114 Triliun untuk 2026, Rp9,7 Triliun Dialokasikan ke Program Unggulan Prabowo

finnews.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajukan anggaran sebesar Rp114 triliun untuk tahun...

Pemerintah Luncurkan Paket Ekonomi 2025 untuk Dorong Pertumbuhan dan Penyerapan Kerja
Ekonomi

Pemerintah Luncurkan Paket Ekonomi 2025 untuk Dorong Pertumbuhan dan Penyerapan Kerja

finnews.id – Bagaimana strategi pemerintah menjaga daya saing ekonomi sekaligus menciptakan lebih...

Pemerintah Luncurkan Paket Ekonomi 2025, Fokus Perluasan Kerja dan Pertumbuhan
Ekonomi

Pemerintah Luncurkan Paket Ekonomi 2025, Fokus Perluasan Kerja dan Pertumbuhan

fin.co.id – Bagaimana strategi pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak global...