finnews.id – Kota-kota besar India kian dipersepsikan sebagai ruang hidup yang semakin sulit ditinggali. Udara beracun, jalanan rusak, serta tumpukan sampah yang tak terangkut telah menjadi pemandangan sehari-hari di pusat-pusat urban negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia itu. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mendasar: mengapa kemajuan ekonomi dan pembangunan infrastruktur besar-besaran tidak berbanding lurus dengan kualitas hidup di kota-kota India?
Polusi Udara dan Krisis Lingkungan Perkotaan
Polusi udara telah lama menjadi momok utama, terutama di Delhi. Setiap musim dingin, kota ini diselimuti kabut asap beracun yang membuat aktivitas luar ruangan dibatasi. Anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan sering kali dianjurkan untuk meninggalkan kota demi keselamatan kesehatan. Fenomena serupa juga mulai dirasakan di kota-kota lain seperti Mumbai dan Bengaluru, meskipun dengan intensitas berbeda.
Selain udara, sungai dan saluran air di kawasan perkotaan turut tercemar. Limbah rumah tangga dan plastik menumpuk di kanal-kanal, sementara sistem pengolahan limbah dinilai belum mampu mengimbangi laju urbanisasi yang masif.
Jalan Rusak, Kemacetan, dan Infrastruktur yang Tertinggal
Jalan berlubang, kemacetan parah, dan drainase yang buruk menjadi keluhan utama warga. Di Mumbai, protes publik sempat digelar akibat kondisi jalan yang semakin membahayakan, terutama saat musim hujan. Genangan air bercampur sampah kerap menutup jalan utama, memperparah kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Ironisnya, di saat bandara modern, jalan tol nasional, dan jaringan metro dibangun dengan anggaran besar, infrastruktur dasar di dalam kota justru tertinggal. Ketimpangan antara proyek berskala nasional dan kebutuhan lokal semakin terasa.
Sampah Menumpuk dan Sistem Pengelolaan yang Lemah
Setiap tahun, kota-kota India menghasilkan jutaan ton sampah. Namun, sistem pengumpulan dan pengolahan limbah dinilai tidak memadai. Sampah sering dibiarkan menumpuk di pinggir jalan atau dialirkan ke sungai. Kondisi ini tidak hanya merusak estetika kota, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit.
Beberapa kota seperti Indore pernah dipuji karena keberhasilan reformasi kebersihan. Namun, keberhasilan tersebut dinilai sebagai pengecualian, bukan standar nasional.