Selain bantuan logistik, kesepakatan gencatan senjata ini mencakup masa observasi selama 72 jam. Setelah periode tersebut berakhir, Thailand berkomitmen untuk merepatriasi 18 tentara Kamboja yang mereka tawan sejak bentrokan Juli lalu. Pembebasan tahanan ini menjadi syarat utama yang diajukan pihak Kamboja untuk menjaga stabilitas jangka panjang.
Harapan Thailand Terhadap Peran Konstruktif Beijing
Meski menyambut baik bantuan China, Menlu Thailand Sihasak Phuangketkeow menekankan bahwa posisi Beijing bukan sekadar mediator netral. Thailand berharap China bisa menggunakan pengaruhnya untuk memberikan sinyal kuat kepada Kamboja agar tidak kembali memicu konflik di masa depan.
“Thailand tidak melihat China semata-mata sebagai penengah, tetapi kami ingin China memainkan peran konstruktif dalam memastikan gencatan senjata berkelanjutan dengan mengirimkan sinyal tegas tersebut,” tegas Sihasak.
Pertemuan trilateral yang dijadwalkan berlanjut hingga Senin (29/12) besok diharapkan mampu menghasilkan peta jalan perdamaian permanen, sehingga warga di sepanjang garis perbatasan dapat kembali ke rumah mereka dengan aman sebelum pergantian tahun.