finnews.id – Krisis sampah di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) kian memprihatinkan. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, pun memberikan pernyataan tegas terkait hal ini.
Ia mengaku sudah tidak sanggup untuk menangani sampah yang berserakan di Tangsel. Hal ini disebabkan, jumlah kapasitas sampah yang dihasilkan dari masyarakat melampaui kapasitas.
Pasalnya, berdasarkan pengakuannya, Dody Hanggodo, wilayah Tangsel menghasilkan 1.000 ton per hari. Sementara, kapasitas yang tersedia hanya sekitar 400 sampai 800 ton.
“Tempat buang sampahnya mungkin sudah penuh. Sebetulnya semua kota yang volume sampahnya cukup besar, di atas 1.000 ton per hari, itu memang PU (Pekerjaan Umum) sudah tidak sanggup,” ujar Dody Hanggodo saat acara Media Briefing, Kamis 18 Desember 2025.
“Karena PU itu mengolah sampahnya seperti TPS3R itu memang kecil-kecil. Untuk pengolahan sampah di bawah 1.000 ton, atau di bawah 500 ton sebetulnya. Jadi yang kecil-kecil,” sambungnya.
Sampah Tangsel Harus Dibakar
Lebih lanjut, Dody Hanggodo mengungkapkan jalan satu-satunya untuk mengelola sampah di Tangsel hanya dibakar. Sebab, menurutnya, sampah yang dibakar menghasilkan energi listrik.
“Jadi kalau begitu besar, tidak pernah rampung. Karena begitu besar, satu-satunya jalan dibakar. Dibakar supaya efektif dan efisien, dibakar menjadi listrik (Waste to Energy). Sehingga mengubah sampah menjadi energi. Saya kira begitu,” tutur Dody.
Oleh karena itu, Dody Hanggodo akan berdiskusi dengan Wali Kota Tangsel untuk membahas seputar pengelolaan sampah.
“Ya nanti mungkin saya segera menelpon Pak Walikota, ini kira-kira (solusinya) dalam kurun waktu seperti apa? Supaya paling tidak sampah itu tidak bisa terjadi di kota. Karena bisa menimbulkan penyakit juga kalau musim hujan begini. Iya Mas, itu jadi perhatian saya,” ujar Dody.