Semua itu untuk menjaga kemurnian organiknya. Termasuk Tuti punya data amat detail: tiap pohon kelapa binaannya punya data pribadi. Masing-masing pohon punya semacam daftar riwayat hidup. Pun sampai titik koordinat tiap pohon ada datanya. Apalagi perlakuan terhadap setiap pohon kelapa: selalu didata. Tanggal berapa, jam berapa, diberi pupuk apa, disiram air apa dan seterusnya.
Kini Tuti punya kesibukan baru: memperkenalkan bibit kelapa baru ke para petani itu. Yakni bibit kelapa genjah entok. Kelapa jenis baru ini akan membuat petani lebih mudah bekerja: petani tidak perlu memanjat pohon kelapa yang tinggi.
Sekarang ini ketinggian pohon kelapa petani sudah sekitar 20 meter. Petani harus memanjatnya sehari dua kali: untuk menderes niranya. Pagi dan sore.
Maka tidak mungkin satu petani memanjat keseluruhan 40 pohon miliknya. Padahal waktu terbaik untuk naik pohon adalah pukul 03.00 pagi dan 15.00 sore. Itu yang hasilnya paling banyak.
Meski berat Tuti berhasil membuat ritme petani kelapa di Banyumas menjadi kebiasaan yang membudaya. Tuti lambang penyuluh pertanian yang sukses –antara lain karena menekuni sisi bisnisnya. Itu senada dengan hasil penelitian untuk gelar doktor Ira Purpadewi: untuk sukses menjadi pembina sosiopreneur seseorang harus sukses dulu sebagai entrepreneur.
Wanita Disway satunya lagi juga sama: gigih di bidang usaha. Namanyi: Dhipa. Dia juga selalu ikut kumpul-kumpul Perusuh Disway. Setelah jatuh-bangun di Tanah Abang Jakarta, Dhipa, menekuni laundry dan agen kiriman.
Dari Dhipa-lah saya tahu: mengapa ada toko online seperti Shopee yang bisa memberikan ongkos kirim gratis. Yang lain tidak bisa.
Shopee ternyata menghitung ongkos kirim itu tidak barang-per barang. Melainkan berdasar karungan. Bisa jadi berat satu barang tidak sampai satu kilogram. Padahal ongkos kirim di perusahaan angkutan dihitung per kilogram.
Maka di Shopee barang-barang itu disatukan menjadi satu karung. Berat satu karung mungkin 15 kg. Isinya bisa puluhan paket kiriman.
Pintarnya lagi, Shopee tidak mau repot. Dulu barang ke alamat mana pun dikumpulkan di satu gudang. Maka perlu banyak karyawan gudang untuk memilah-milah berdasar tujuan kirim.