Bhimo menilai, struktur yang terlalu gemuk membuat BUMN sulit bersaing dengan perusahaan swasta maupun pemain global.
“Kalau layer terlalu banyak, margin tergerus. Dalam kompetisi terbuka, itu membuat BUMN tidak efisien dan kalah bersaing,” ujarnya.
Danantara menargetkan BUMN pasca-merger menjadi entitas yang lebih ramping, efisien, dan kompetitif, tanpa menimbulkan gejolak sosial akibat PHK massal.
Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat kinerja keuangan BUMN, tetapi juga menjaga stabilitas tenaga kerja nasional di tengah transformasi besar sektor korporasi negara.