finnews.id – Arsenal kembali diterpa badai cedera tepat saat jadwal kompetisi Eropa memasuki fase paling padat. Situasi ini membuat Mikel Arteta menilai timnya sedang masuk ke “lingkaran berbahaya”, di mana satu cedera memicu cedera lainnya karena beban yang terus meningkat pada pemain yang tersisa. Walaupun begitu, Arteta tetap menolak anggapan bahwa masalah tersebut muncul akibat overtraining, sebab pada periode ini mereka bahkan nyaris tidak punya waktu berlatih.
Krisis Cedera yang Kian Membebani Skuad
Arsenal harus menghadapi laga Liga Champions melawan Club Brugge tanpa sejumlah pemain kunci. Declan Rice, William Saliba, dan Leandro Trossard dipastikan absen. Kondisi Trossard sangat disayangkan karena ia baru kembali dari cedera, namun harus ditarik keluar lebih cepat saat melawan Aston Villa meski baru dimainkan sebagai pemain pengganti.
Selain itu, Kai Havertz, Gabriel Magalhaes, dan Cristhian Mosquera juga belum kembali. Viktor Gyokeres pun baru mulai pulih. Jumlah pemain cedera yang menumpuk membuat Arsenal harus melakukan perubahan pada daftar skuad Liga Champions. Gabriel Jesus—yang baru pulih setelah operasi ligamen—dipanggil menggantikan Max Dowman, pemain 15 tahun yang malah mengalami cedera saat tampil bersama tim U-21.
Situasi ini membuat persiapan pertandingan makin rumit. Pemain yang bugar terpaksa dimainkan lebih sering, sehingga risiko cedera lanjutan meningkat. Arteta menyebutnya sebagai siklus yang sulit dihindari.
Arteta Menolak Anggapan Overtraining
Ketika isu overtraining muncul, Arteta langsung membantah. Menurutnya, justru sebaliknya yang terjadi. Dengan padatnya jadwal, waktu latihan hampir tidak ada. Ia menegaskan bahwa tim hanya berlatih sekitar 20 menit sehari sebelum pertandingan karena jeda antar laga terlalu singkat.
Dengan kondisi itu, sumber cedera bukan dari intensitas latihan, tetapi dari beban bertanding yang terus bertambah. Ketika satu pemain cedera, pemain lain harus tampil lebih sering, sehingga menyebabkan kelelahan yang berujung cedera baru. Arteta menyebut bahwa beberapa pemain telah tampil lebih dari 150 pertandingan dalam dua musim—angka yang sangat tinggi bahkan bagi pemain top level.