finnews.id – Laga Real Madrid kontra Celta Vigo berakhir dengan kejutan besar setelah tuan rumah takluk 0–2 meskipun pertandingan didominasi penuh oleh Los Blancos.
Efektivitas menjadi pembeda utama karena peluang yang diciptakan Madrid tidak mampu dikonversi menjadi gol.
Sebaliknya, Celta tampil jauh lebih klinis dan memanfaatkan setiap momen dengan sangat baik.
Dominasi Madrid yang Tidak Berbuah Gol
Pertandingan berjalan dengan pola yang sudah dapat diduga sejak awal.
Madrid menguasai bola melalui sirkulasi operan yang lebih rapih dan tempo permainan yang tinggi.
Sebanyak 62 persen penguasaan bola dipegang Madrid, sementara Celta hanya memiliki 38 persen.
Lebih dari 590 operan dilepaskan Madrid dengan akurasi mencapai 92 persen, angka yang menunjukkan betapa solidnya kontrol permainan yang mereka miliki.
Namun dominasi tersebut tidak diikuti dengan ketajaman.
Sebanyak 20 tembakan dilepaskan, tetapi hanya delapan yang tepat sasaran.
Beberapa peluang emas terbuang karena keputusan akhir yang tidak optimal dan penyelamatan gemilang dari lini pertahanan Celta.
Efektivitas Tinggi Celta Vigo
Di sisi lain, Celta Vigo menunjukkan efisiensi luar biasa. Meski hanya melepaskan 10 tembakan, delapan di antaranya mengarah tepat ke gawang.
Serangan balik mereka terlihat tajam, terorganisir, dan mampu menembus ruang-ruang kosong yang ditinggalkan Madrid.
Williot Swedberg menjadi bintang kemenangan setelah dua kali menjebol gawang pada menit 54 dan 90+3.
Kedua gol tercipta dari situasi transisi cepat yang dimaksimalkan Celta tanpa banyak membuang kesempatan.
Dampak Kartu Merah untuk Madrid
Madrid mengalami kesulitan tambahan setelah kartu merah yang diterima Fran Garcia pada menit ke-64.
Situasi semakin buruk ketika Álvaro Carreras juga diusir pada menit 90+2.
Total tiga kartu merah diterima Madrid dalam pertandingan ini, kondisi yang membuat fokus dan keseimbangan tim semakin runtuh.
Kekurangan pemain tersebut memberi ruang besar bagi Celta untuk menutup pertandingan dengan nyaman dan menambah satu gol menjelang akhir laga.