Peran Jerman dan Respons Komunitas Global
Kunjungan Kanselir Jerman Friedrich Merz menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama antara Israel dan pemimpin negara besar Eropa sejak ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan.
Merz menyatakan bahwa fase kedua harus segera dibahas dan fase ketiga juga harus mulai dipertimbangkan.
Walaupun demikian, ia menekankan bahwa kunjungan Netanyahu ke Berlin tidak berada dalam agenda karena situasi hukum yang belum selesai.
Pernyataan Merz menunjukkan bahwa aktor internasional cenderung berhati-hati. Mereka mendukung stabilisasi Gaza, namun tetap memperhatikan isu hukum, kemanusiaan, dan legitimasi politik yang semakin sensitif.
Kondisi di Lapangan dan Tantangan Humaniter
Seiring berlangsungnya Gencatan Senjata Gaza, militer Israel menarik diri ke posisi garis gencatan, tetapi insiden kekerasan masih terjadi.
Sejak kesepakatan dimulai pada 10 Oktober, lebih dari 360 warga Palestina telah tewas, termasuk puluhan anak-anak.
Di sisi lain, tiga tentara Israel tewas akibat serangan dari Hamas.
Angka tersebut memperlihatkan bahwa walaupun fase pertama berjalan, kondisi keamanan masih jauh dari stabil.
Situasi kemanusiaan pun tetap menjadi sorotan utama.
Gaza yang sudah porak-poranda menghadapi persoalan akses bantuan, minimnya layanan medis, serta keterbatasan air bersih dan listrik.
Semua ini akan mempengaruhi kelancaran fase berikutnya, terutama karena stabilisasi jangka panjang belum memiliki peta jalan yang jelas.
Arah Fase Kedua dan Masa Depan Gaza
Hingga kini, tidak ada jadwal pasti kapan fase kedua dimulai.
Usulan Trump dan resolusi PBB memang menyebut pembentukan International Stabilisation Force (ISF), penarikan lebih jauh pasukan Israel, serta demiliterisasi Gaza.
Namun urutan pelaksanaan dan teknis pengawasannya masih kabur. Netanyahu bahkan menyatakan adanya kemungkinan “alternatif” selain ISF tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Dalam konteks diplomasi global, langkah berikutnya akan sangat ditentukan oleh posisi AS, perubahan sikap Uni Eropa, serta kesiapan Hamas menerima syarat-syarat yang lebih berat.
Dengan demikian, Gencatan Senjata Gaza diprediksi memasuki fase yang jauh lebih politis, lebih sensitif, dan lebih menentukan masa depan kawasan.