finnews.id – Wawancara panas Mohamed Salah yang disampaikan di Leeds telah menciptakan situasi yang sangat tidak stabil bagi Liverpool.
Komentar terbukanya tentang posisi dalam tim dan relasi dengan pelatih kepala Arne Slot dianggap sebagai pemicu konflik internal yang belum pernah terjadi sejak era pasca-Klopp.
Atmosfer publik pun memanas karena wawancara itu hadir pada momen ketika performa Liverpool belum benar-benar stabil, sehingga tekanan semakin besar terhadap semua pihak yang terlibat.
Di sekitar Anfield yang basah dan berangin, suasana emosional terasa menguat. Para penggemar mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana dampaknya terhadap masa depan klub.
Sementara itu, komentar Salah tentang posisinya yang disebut sudah ia “perjuangkan dan menangkan” membuat para fan bereaksi dengan berbagai pendapat yang bertolak belakang.
Respons Fan: Antara Kekecewaan dan Pembelaan
Suara publik terbelah. Ada kelompok yang menilai ucapan Salah sebagai bentuk arogansi yang tidak dapat diterima.
Bagi mereka, seorang pemain, tak peduli seberapa besar kontribusinya, tetap tidak berada di atas klub.
Namun, sebagian fan lainnya justru memberikan pembelaan. Mereka merasa Salah hanya jujur tentang situasi yang dialaminya.
Tiga kali duduk di bangku cadangan berturut-turut dianggap tidak adil, terutama bagi seorang pemain yang telah membawa klub meraih gelar Liga Inggris dan berbagai trofi besar lain.
Pandangan ini memunculkan anggapan bahwa beban justru dialihkan kepada Salah sebagai kambing hitam.
Pertentangan opini ini memperlihatkan seberapa dalam Salah telah memengaruhi hati pendukung Liverpool.
Ikon klub seperti dirinya jarang berada dalam posisi dipertanyakan, sehingga perubahan suasana ini dirasakan sangat dramatis.
Ketegangan dengan Arne Slot Semakin Tampak
Relasi antara Salah dan Slot kini menjadi perhatian utama. Komentar publik Salah dianggap mengindikasikan adanya ketegangan yang telah menumpuk.
Para fan yang lebih kritis terhadap Slot berpendapat bahwa sang pelatih terlalu cepat menyisihkan Salah dari rencana utama tim, sementara yang lain berpendapat bahwa keputusan rotasi merupakan kewenangan penuh pelatih yang tidak boleh diganggu.
Pendapat dari sebagian pendukung yang menyebut “salah satu harus pergi” menunjukkan betapa seriusnya situasi ini.
Konflik antara pemain bintang dan pelatih selalu membawa risiko keretakan lebih besar dalam skuad, terutama ketika hasil pertandingan tidak konsisten.