Pemicu cuaca ekstrem:
Teridentifikasinya bibit siklon tropis 95B di wilayah Selat Malaka (sejak 21 November 2025)
Pola konvergensi angin di Sumbar
Indeks IOD (Indian Ocean Dipole) negatif
Suplai uap air tinggi atmosfer menjadi sangat labil
BMKG memprediksi kondisi ini masih berlangsung hingga 29 November 2025, membuat risiko banjir susulan, longsor, dan hujan ekstrem tetap tinggi.
Pemkab Imbau Warga Meningkatkan Kewaspadaan
Menghadapi situasi ini, pemerintah daerah di
Padang Pariaman dan Kota Padang mengimbau masyarakat untuk:
- menghindari aktivitas di dekat sungai,
- waspada kemungkinan jembatan putus,
- memperhatikan peringatan evakuasi dini,
- serta menjaga kesehatan di pengungsian.
Kerja sama seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk menekan risiko bencana lanjutan.
Banjir besar yang melanda Padang Pariaman dan Padang merupakan dampak dari curah hujan ekstrem yang dipicu fenomena atmosfer berskala luas, termasuk bibit siklon tropis.
Dengan puluhan ribu warga terdampak, puluhan rumah hanyut, dan satu orang hilang, pemerintah daerah terus berupaya maksimal melakukan evakuasi dan bantuan.
Sementara itu, BMKG menegaskan bahwa cuaca ekstrem masih berlangsung, sehingga masyarakat diimbau tetap waspada dan mengikuti arahan resmi dari BPBD serta pemerintah daerah.