Cerita Orang Tua di Delhi
Ketika musim polusi tiba, banyak orang tua merasa cemas setiap kali anak mereka batuk. Mereka takut kondisi tersebut berubah menjadi pneumonia atau infeksi paru. Bahkan, beberapa keluarga mempertimbangkan untuk pindah ke kota lain demi kesehatan anak. Namun, banyak orang tua tidak memiliki pilihan karena pekerjaan dan kehidupan mereka berpusat di Delhi. Karena itu, perasaan tidak berdaya semakin meningkat, terutama ketika upaya pemerintah tidak menunjukkan perubahan signifikan dari tahun ke tahun.
Upaya Mengatasi Polusi yang Masih Belum Efektif
Pemerintah India mencoba berbagai langkah darurat seperti melarang konstruksi, mengurangi kendaraan, dan bahkan melakukan cloud seeding untuk memicu hujan buatan. Namun, kualitas udara tetap buruk. Karena itu, masyarakat mulai mempertanyakan apakah strategi jangka pendek cukup untuk mengatasi masalah yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Walaupun situasinya sulit, dokter memberikan beberapa langkah yang bisa membantu, antara lain:
-
Gunakan masker N95 untuk anak saat berada di luar.
-
Kurangi aktivitas outdoor saat polusi tinggi.
-
Pastikan anak minum air cukup agar saluran pernapasan tetap lembap.
-
Periksa kondisi kesehatan secara rutin ketika gejala tidak membaik.
Selain itu, sekolah mulai membatasi kegiatan olahraga luar ruangan dan menerapkan kelas hybrid. Namun, langkah ini hanya membantu anak yang memiliki akses teknologi. Lagi-lagi, anak-anak dari keluarga kelas pekerja tetap berada dalam posisi paling rentan.
Kesimpulan
polusi udara India bukan sekadar masalah lingkungan, tetapi masalah generasi. Anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang tidak sehat dan berbahaya bagi perkembangan tubuh mereka. Maka dari itu, solusi harus melibatkan kebijakan jangka panjang, perubahan sistemik, dan kesadaran publik yang lebih besar. Selama udara yang mereka hirup masih penuh partikel berbahaya, masa kecil mereka tetap berada dalam ancaman. Karena itu, India perlu bertindak lebih tegas agar anak-anak bisa tumbuh dengan sehat, bermain bebas, dan bernapas tanpa rasa takut.
Referensi Internasional:
World Health Organization
BBC News
University of Cambridge Research
UNICEF Global Air Pollution Report