finnews.id – Shell Indonesia akhirnya buka suara soal kabar kerja sama pembelian bahan bakar dari Pertamina dan memastikan kalau proses pembahasannya tinggal selangkah lagi untuk rampung.
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian menyampaikan bahwa proses business to business antara Shell dan Pertamina Patra Niaga sudah hampir selesai.
“Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini pembahasan B2B terkait pasokan impor base fuel dari Pertamina Patra Niaga memasuki tahap akhir,” kata Ingrid saat dihubungi media.
Pernyataan dari Ingrid ini sekaligus menguatkan informasi dari Kementerian ESDM mengenai kesepakatan Shell membeli base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung juga memastikan bahwa satu kargo base fuel sudah dibeli oleh Shell.
“Untuk Shell ini sudah terdapat kesepakatan dengan Pertamina. Jadi tanggal 24 atau 25 ini sudah sampai di tempat titik serah yang disepakati antara Pertamina dengan Shell,” ujarnya.
Setelah kargo tiba di Indonesia, Shell akan langsung menjemput dan mendistribusikannya ke SPBU mereka. Tambahan pasokan ini dinilai cukup untuk mengamankan stok hingga akhir 2025 sambil menunggu pembagian kuota impor berikutnya.
Kesepakatan ini muncul setelah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta Pertamina membantu badan usaha swasta yang kehabisan kuota impor BBM. Kelangkaan stok di SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo memang sempat terjadi sejak Agustus hingga Oktober 2025 karena kuota impor mereka sudah habis.
Sejauh ini, beberapa operator SPBU swasta lain juga sudah bekerja sama dengan Pertamina. BP, AKR, dan Vivo sudah menerima pasokan tahap pertama sebanyak 100 ribu barel minyak. Vivo juga mendapatkan volume yang sama. Sementara itu ExxonMobil belum mengajukan karena stok mereka masih aman.