Permintaan untuk memblokir Ikhwanul Muslimin sudah lama diajukan oleh aktivis sayap kanan di AS. Namun, kritikus menilai langkah ini dapat memperkuat otoritarianisme dan membatasi kebebasan politik di Timur Tengah. Beberapa khawatir, dekrit ini bisa digunakan untuk menargetkan aktivis Muslim Amerika yang dituduh memiliki hubungan dengan Ikhwan atau memberikan kontribusi kepada yayasan yang berafiliasi dengan mereka.
Nihad Awad, Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations (CAIR), menegaskan, penetapan ini seharusnya tidak memengaruhi kelompok advokasi atau organisasi amal Muslim Amerika. “Organisasi Muslim di AS solid dan berbasis di sini. Organisasi bantuan mereka melayani jutaan orang di luar negeri. Saya berharap ini tidak akan mengganggu pekerjaan mereka,” kata Awad.
Sebelumnya, Gubernur Texas dari Partai Republik, Greg Abbott, menetapkan Muslim Brotherhood dan CAIR sebagai organisasi teroris asing dan organisasi kriminal transnasional, yang memicu gugatan dari CAIR.
Analis menilai perintah Trump lebih ditujukan untuk menarik simpati audiens domestik di AS. Rami Khouri, pakar di American University of Beirut, menyebut,
“Ini kebijakan luar negeri yang amatir, tapi menarik bagi kaum sayap kanan di AS dan Israel.”
Ia menambahkan, langkah ini muncul saat AS berupaya keras mencapai gencatan senjata di Gaza, yang sebagian besar diabaikan Israel dan sebagian besar dipatuhi Hamas.
Khouri menilai, “Langkah ini lebih ditujukan untuk tayangan televisi domestik dan donor Partai Republik, yang kini kehilangan dukungan akibat kebijakan mereka yang beragam tapi tidak efektif.”
- AS
- cabang Ikhwan AS
- Hamas
- Ikhwanul Muslimin
- Ikhwanul Muslimin teroris
- larangan masuk AS anggota Ikhwan
- Muslim Brotherhood
- Politik Internasional
- Proses penetapan cabang Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris
- Sanksi
- sanksi ekonomi AS
- sanksi ekonomi bagi cabang Ikhwan
- Trump
- Trump Muslim Brotherhood
- Trump tuduh dukung Hamas