finnews.id – Militer Israel mengumumkan pemecatan tiga jenderal dan tindakan disipliner terhadap beberapa perwira senior lainnya atas kegagalan mereka mencegah serangan Hamas pada Oktober 2023.
Ini merupakan serangan paling mematikan yang dilancarkan Hamas ke wilayah Israel, sepanjang sejarah negara itu.
Langkah pemecatan ini diambil dua pekan setelah Panglima Militer Israel, Eyal Zamir menyerukan “investigasi sistematis” atas kegagalan yang memicu serangan tersebut.
Namun, pemerintah Israel enggan membentuk komisi penyelidikan negara, meskipun ada tekanan publik.
Daftar jenderal yang dipecat mencakup tiga komandan divisi, salah satunya saat itu menjabat sebagai kepala intelijen militer.
Sebuah pernyataan militer yang dirilis pada Minggu, 23 November 2025 menyatakan, ketiganya bertanggung jawab secara pribadi atas kegagalan angkatan bersenjata dalam mencegah serangan yang dilancarkan Hamas dari Jalur Gaza.
Pemecatan ini dilakukan setelah ketiganya telah mengundurkan diri dari jabatan mereka, termasuk mantan kepala komando selatan, Jenderal Yaron Finkelman.
Tindakan disiplin juga diumumkan terhadap kepala Angkatan Laut dan Angkatan Udara, beserta tindakan terhadap empat jenderal lainnya dan beberapa perwira senior.
Warga Israel Desak Dibentuk Komisi Penyelidikan
Muncul pertanyaan di publik Israel, apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga dapat disalahkan karena berperan dalam ketidakmampuan mencegah serangan Hamas.
Selama dua tahun terakhir, Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa kegagalan yang menyebabkan serangan 7 Oktober harus ditangani setelah perang di Gaza berakhir.
Menurut jajak pendapat, sejumlah besar warga Israel dari berbagai spektrum politik mendukung pembentukan penyelidikan untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kegagalan pihak berwenang dalam mencegah serangan tersebut.
Pemerintah Netanyahu sejauh ini menolak untuk membentuk komisi semacam itu.
Serangan Hamas di Israel selatan pada Oktober 2023 mengakibatkan kematian 1.221 orang dan memicu perang dua tahun yang menghancurkan di Gaza.