finnews.id – Kisah Santa Claus sering disalahartikan sebagai Sinterklas, pria gendut yang naik kereta seluncur dengan rusa terbang.
Padahal, sejarah panjang sosok ini berbeda jauh dari citra populer yang kita kenal sekarang. Memahami fakta ini membantu masyarakat menghargai asal-usul Natal dengan lebih tepat.
Asal Usul Santa Claus Dari St. Nicholas
Santa berasal dari St. Nicholas, seorang uskup dari Myra, Turki pada abad ke-4. Nicholas terkenal karena kemurahan hati dan kebiasaannya memberi hadiah secara diam-diam.
Tradisi memberi hadiah ini menyebar ke Eropa, terutama Belanda, yang memperkenalkan sosok Sinterklaas. Namun, Sinterklas tidak memiliki atribut kereta seluncur atau rusa terbang seperti Santa modern.
Kendaraan Sinterklas: Kuda Bernama Amerigo
Di Belanda, Sinterklas menunggang kuda putih bernama Amerigo ketika mengunjungi anak-anak pada malam tanggal 5 Desember. Di beberapa daerah, kuda ini memiliki variasi nama lain, tetapi tetap berfungsi sama sebagai simbol perjalanan Sinterklas.
Amerigo menekankan tradisi dan nilai moral, karena ia tidak memiliki kemampuan magis. Dengan demikian, Sinterklas berbeda jauh dari Santa Claus yang naik kereta seluncur dengan rusa terbang.
Transformasi

Citra Santa yang kita kenal mulai terbentuk di Amerika Serikat pada abad ke-19. Penulis dan ilustrator seperti Clement Clarke Moore dan Thomas Nast mengubah St. Nicholas menjadi sosok pria gendut dengan baju merah, rambut putih, dan senyum lebar.
Coca-Cola kemudian mempopulerkan penampilan ini pada iklan tahun 1930-an, membuat Kris Kringle, nama lainnya, melekat di budaya global. Oleh karena itu, karakter Santa berbeda secara signifikan dari Sinterklas tradisional Eropa.
Kereta Seluncur dan Rusa Terbang: Legenda Yang Ditambahkan
Cerita tentang kereta seluncur yang ditarik rusa terbang muncul dari puisi “A Visit from St. Nicholas” karya Clement Clarke Moore pada 1823. Puisi ini memperkenalkan delapan rusa yang menarik kereta seluncur. Unsur magis ini tidak ada dalam tradisi Sinterklas.
Dengan begitu, pria gendut yang naik kereta seluncur dengan rusa terbang adalah hasil kombinasi budaya dan literatur Amerika, bukan warisan Eropa.
Perbedaan antara Sinterklas dan Santa Claus

Sinterklas di Belanda menekankan aspek religius dan ritual keagamaan, termasuk prosesi dengan kuda Amerigo dan pengajaran moral kepada anak-anak. Santa modern lebih bersifat sekuler dan komersial, dengan fokus pada hadiah Natal, keceriaan, dan iklan.
Dengan demikian, popularitas Mr. Claus sebenarnya merupakan adaptasi budaya dan pemasaran, bukan cerminan tradisi Eropa asli.
Mengapa Penting Memahami Perbedaan Ini
Mengetahui bahwa Santa Claus bukan Sinterklas membantu kita menelusuri akar sejarah dan budaya Natal dengan tepat.
Masyarakat dapat menghargai tradisi asli tanpa kehilangan kesenangan modern dari sosok ini. Selain itu, pemahaman ini mengajarkan bahwa legenda berkembang seiring waktu melalui literatur, media, dan budaya populer.
Santa tetap menjadi simbol Natal yang menyenangkan, tetapi fakta sejarah menunjukkan ia berbeda dari Sinterklas Eropa yang menunggang kuda Amerigo.
Dari St. Nicholas di Myra, transformasi di Amerika, hingga citra merah yang kita kenal sekarang, perjalanan sosok ini mengungkap bagaimana legenda dan budaya saling mempengaruhi.
Referensi:
-
History.com Editors. “Santa Claus.” History.
-
Bowler, Gerry. Santa Claus: A Biography. McClelland & Stewart, 2005.
-
Forbes, Bruce David. “The Transformation of St. Nicholas to Santa Claus.” Journal of Popular Culture, 2012.
-
Coca-Cola Company. “The Story of Santa Claus in Advertising.”