Nafsu Makan Berubah
Beberapa orang makan lebih banyak, sementara yang lain justru kehilangan selera. Kondisi ini sering dianggap normal padahal sebenarnya tubuh sudah memberi tanda lewat sistem metabolisme. Ketika tekanan meningkat, hormon kortisol mempengaruhi keinginan makan sebagai bentuk coping.
Menjauh Dari Orang Lain
Ini salah satu tanda paling jelas. Kamu mulai malas berkomunikasi, tidak ingin membalas pesan, dan lebih memilih sendiri. Namun, kamu tetap berkata “aku cuma ingin waktu sendiri” ketika seseorang bertanya. Pada bagian tengah ini, tanda-tanda stres muncul sebagai pola menarik diri, tetapi kamu tetap berusaha tampil normal di depan orang lain.
Kreativitas Menurun dan Tidak Punya Semangat
Tiba-tiba hal yang dulu kamu sukai terasa membosankan. Kamu kehilangan motivasi, dan semua hal terasa berat. Bahkan aktivitas sederhana seperti mandi atau bangun pagi terasa seperti tugas besar. Ketika kondisi ini berlangsung lama, burnout mulai terbentuk.
Reaksi Fisik yang Tidak Kamu Sadari
Beberapa gejala fisik muncul seperti:
-
sakit kepala
-
leher dan bahu tegang
-
jantung berdebar tanpa alasan
-
gangguan pencernaan
-
keringat dingin
Tubuh selalu lebih jujur daripada ucapan. Karena itu, mendengarkan sinyal fisik membantu kamu memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Kamu Berkata “Aku Baik” Terlalu Cepat
Pada bagian akhir ini, tanda-tanda stres terasa jelas ketika kamu selalu menjawab pertanyaan tentang keadaanmu dengan sangat cepat. Kamu bahkan tidak memberi ruang untuk diri sendiri merasakan apa pun. Ini bentuk defensif yang menunjukkan kamu belum siap menerima kondisi sebenarnya.
Namun kamu tidak perlu takut. Mengakui stres bukan kelemahan. Itu langkah awal untuk kembali pulih.
Penutup
Tanda-tanda stres adalah sinyal alami dari tubuh dan pikiran yang butuh istirahat. Kamu tidak harus melawan semuanya sendirian. Ketika kamu mulai jujur, kamu memberi ruang bagi penyembuhan. Selain itu, kamu bisa mencari bantuan dari orang terpercaya atau profesional agar hidup terasa lebih seimbang.