“Ini bagus untuk kita (karena dipromosikan), karena spending-nya tinggi dan mereka enggak masalah. Apalagi lautnya kita bagus sekali,” ucapnya.
Made menambahkan bahwa Tiongkok merupakan pasar yang berpotensi untuk digarap. Jumlah kunjungannya pada periode Januari sampai September 2025 telah mencapai hampir 1,2 juta kunjungan.
Tiongkok juga menjadi satu dari 15 negara yang paling sering berkunjung ke Indonesia.
Adanya konflik di antara Jepang dan Tiongkok saat ini dinilainya membuka peluang bagi wisatawan mancanegara untuk memilih Indonesia sebagai alternatif destinasi wisata yang dapat dipastikan lebih aman untuk dikunjungi.
“Kami berharap akan mendapatkan windfall-nya ya, jadi positif untuk kita dan mereka (wisatawan mancanegara) bisa ke Indonesia,” ujarnya.
Kementerian Pariwisata dalam hal ini akan terus menggencarkan promosi untuk menarik minat wisatawan berkunjung melalui berbagai paket wisata untuk ditawarkan.