Catatan Dahlan Iskan

Celana Koteka

Bagikan
Bagikan

Ada versi yang mengatakan mereka benar-benar serumah dengan Obahorok. “Tapi Wyn Sargent sendiri mengaku tidak pernah melakukannya,” kata Kossay. “Kan selalu ada penerjemah di rumah itu,” katanya.

Tentang enam istri Obahorok sendiri menurut penelitian Kossay tinggal di rumah yang terpisah-pisah tapi berdekatan dalam satu komplek.

Obahorok adalah kepala suku yang saat itu baru saja berhasil mendamaikan empat kepala suku di sekitarnya yang lagi berperang. Karena itu namanya menjadi sangat harum di mata suku-suku asli pegunungan Jayawijaya.

“Wyn sendiri mengatakan kagum dengan keberhasilan perdamaian itu. Makanya dia semacam ingin memberikan penghargaan dengan cara mau menikah dengan Obahorok,” ujar Kossay.

Menurut Kossay, Wyn Sargent adalah penganut agama Quaker. Anda sudah tahu apa itu Quaker. Agama Perdamaian. Agama pertemanan. Tidak suka konflik.

Awalnya itu lahir tahun 1600-an di Inggris. Mereka adalah orang yang muak dengan konflik di sebuah agama. Mereka adalah pribadi-pribadi yang hatinya bergetar (quak) di hadapan Tuhan. Karena itu berhubungan dengan Tuhan bisa dilakukan masing-masing pribadi tanpa harus lewat agama atau pendeta.

Kelompok ini dianggap aliran sesat. Dimusuhi gereja. Ada yang dihukum. Mereka juga menentang membayar perpuluhan ke gereja. Konon ada sekitar 500.000 orang penganut Quaker sekarang ini –kebanyakan di Amerika Serikat.

Kossay bercerita, pada dasarnya Wyn Sargent ke Lembah Baliem karena penugasan. Yang menugaskan, katanya, Presiden Soeharto. Waktu itu pemerintah sedang melancarkan program pemberantasan koteka’ –tanpa saya diskripsikan pun Anda sudah tahu apa itu koteka.

Presiden Suharto, katanya, terkesan dengan apa yang dicapai Wyn Sargent di Kalimantan. Yakni berhasil membina suku Dayak dengan pendekatan antropologi. Lewat budaya.

Di Kalimantan, kata Kossay, Wyn berhasil mendidik masyarakat Dayak di bidang pendidikan dan kesehatan. Maka Wyn dianggap akan bisa berbuat yang sama di Lembah Baliem.

“Pemberantasan koteka gagal karena tidak lewat budaya,” ujar Kossay. “Hanya ada perintah tanggalkan koteka. Tapi tidak diberi celana. Tidak ada juga pendidikan bagaimana mencuci celana,” ujar Kossay.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Dahlan Dahlan

Tentu kami khawatir terperangkap hujan. Sungai-sungai itu tidak akan bisa dilewati. Harus...

Catatan Dahlan Iskan

Satu Triliun

Prof Asep mungkin bukan pemikir keagamaan tingkat tinggi seperti beberapa rektor Syahida...

Catatan Dahlan Iskan

Air Jernih

Karina sudah mempelajari banyak buku dan jurnal. Dari situ dia mendapat ilmu...

Catatan Dahlan Iskan

Tiba-tiba Paha

Itulah pilihan yang ia ambil untuk menghilangkan kankernya. Ia diskusi panjang dengan...