finnews.id – Kabar baik bagi para mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) asal Jawa Barat (Jabar). Melalui skema Beasiswa Jenius, Pemerintah Provinsi Jabar mengintervensi beban biaya pendidikan tinggi.
Pemprov Jabar menggelontorkan dana hibah senilai Rp4 miliar untuk melunasi Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi 400 mahasiswa ITB asal Jabar.
Langkah taktis ini diambil untuk memastikan ratusan mahasiswa berprestasi asal Jabar tidak terhambat studinya akibat kendala ekonomi pada semester berjalan, yakni Tahun Akademik 2025-2026.
“Beasiswa ini bukan sekadar bantuan finansial, melainkan juga investasi jangka panjang. Kami menuntut komitmen para penerima untuk kembali dan membangun Jawa Barat setelah lulus nanti,” ujar Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jabar, Andrie Kustria Wardana di Bandung, Kamis, 20 November, dikutip Antara.
Setiap Mahasiswa Dapat Alokasi Dana Rp10 Juta
Dalam skema hibah dari Pemprov Jabar yang ditandatangani di Gedung Rektorat ITB, Bandung, Rabu (19/11) tersebut, dipastikan setiap mahasiswa penerima manfaat akan mendapatkan alokasi dana sebesar Rp10 juta.
“Dana ini dikunci khusus untuk pembayaran kewajiban UKT satu semester, sehingga mahasiswa dapat fokus penuh pada aspek akademik tanpa dibayangi tunggakan biaya,” ujarnya.
Selain intervensi biaya kuliah, kolaborasi antara ITB dan Pemprov Jabar juga diperluas ke sektor pengabdian masyarakat.
Mahasiswa ITB dilibatkan langsung dalam pembangunan infrastruktur desa dan pemberdayaan lokal di berbagai wilayah Jawa Barat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Proses Seleksi Penerima Dilakukan Berlapis
Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB Agus Jatnika Effendi menjelaskan bahwa proses seleksi penerima dilakukan dengan verifikasi berlapis.
Syarat mutlak penerima adalah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jawa Barat, memiliki rekam jejak akademis berprestasi, serta tervalidasi mengalami kendala finansial.
“Ini adalah sinergi strategis. Dengan tertutupnya komponen biaya UKT, mahasiswa bisa lebih fokus pada pengembangan diri dan studi, yang pada akhirnya mempercepat lahirnya sumber daya manusia berkualitas bagi provinsi,” kata Agus.