finnews.id – Otoritas Kesehatan Gaza melaporkan serangan udara terbaru Israel baru menewaskan empat orang di Jalur Gaza, Kamis, 20 November 2025 pagi.
Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, mengatakan, empat orang tewas dalam serangan pada Kamis pagi. Laporan lainnya menyebut jumlah korban jiwa akibat serangan itu tiga orang.
Pihak rumah sakit menyatakan tiga orang dari satu keluarga, termasuk seorang anak perempuan berusia satu tahun, tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di sebelah timur Khan Younis.
Sementara satu orang lagi tewas dalam serangan udara di kota Abasan al-Kabira, juga di sebelah timur Khan Younis.
Seorang sumber di Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikelola Hamas, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan tembakan artileri terus berlanjut di wilayah Khan Younis.
Warga Gaza Kian Putus Asa
Qatar, mediator utama dalam perang Hamas-Israel, mengutuk apa yang disebutnya sebagai serangan udara Israel yang “brutal”.
Qatar mengatakan, bahwa serangan tersebut merupakan “eskalasi berbahaya yang mengancam akan merusak perjanjian gencatan senjata”.
Warga Gaza menyuarakan keputusasaan atas gelombang serangan baru ini, mengatakan bahwa di lapangan, rasanya perang dua tahun ini masih berlanjut.
“Kami khawatir perang akan kembali. Suara tembakan artileri dan ledakan dari operasi pembongkaran di sebelah timur Gaza sangat mengerikan tadi malam,” ujar Lina Kuraz, 33, dari lingkungan Tuffah, sebelah timur Kota Gaza, kepada AFP.
“Putri saya terus bertanya sepanjang malam, ‘Apakah perang akan kembali?’. Setiap kali kami mencoba mendapatkan kembali harapan, penembakan dimulai lagi. Kapan mimpi buruk ini akan berakhir?”
Perang Gaza Belum Berakhir
Garis kuning tersebut menandai batas di dalam Jalur Gaza yang telah ditarik mundur oleh pasukan Israel, sebagai bagian dari gencatan senjata yang ditengahi AS.
“Kami mengetahui adanya serangan di sebelah timur garis kuning yang dilakukan untuk membongkar infrastruktur teror,” kata militer Israel kepada AFP.
“Kami tidak mengetahui adanya korban yang dilaporkan. Itu adalah bagian dari operasi rutin IDF (militer Israel) di sebelah timur garis kuning.”