Reaksi Perusahaan Teknologi
Meta, TikTok, dan platform besar lainnya sebenarnya menolak kebijakan ini. Namun mereka tetap mengikuti aturan pemerintah. Meta bahkan menyatakan bahwa langkah lebih ideal adalah sistem yang mewajibkan persetujuan orang tua ketika remaja mencoba membuat akun.
Beberapa platform mulai mengubah fitur agar tetap berada di luar daftar larangan. Contohnya Roblox yang membatasi interaksi antara anak dan pengguna dewasa melalui fitur chat.
Risiko dan Tantangan dalam Penerapan Aturan
Walaupun Australia larang media sosial mulai berlaku, penerapan di lapangan tidak berjalan mudah. Banyak remaja dapat mengubah usia melalui data palsu, menggunakan VPN, atau membuat akun baru dengan identitas fiktif. Selain itu, aturan ini berpotensi membatasi akses pembelajaran digital, komunitas minat positif, dan ekspresi kreatif.
Sebagian pihak juga mengkritik bahwa aturan ini dapat menciptakan ketimpangan digital antara anak dengan akses teknologi resmi dan anak yang menggunakan jalur alternatif tidak terdampak.
Namun, pemerintah tetap yakin bahwa aturan ini memberikan manfaat yang lebih besar dibanding risikonya. Fokus utamanya tetap pada keselamatan digital.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya
Australia larang media sosial mungkin menjadi pintu pembuka untuk regulasi global baru. Setelah aturan ini berjalan, negara lain kemungkinan meniru atau menyesuaikan model kebijakan berdasarkan hasil implementasi Australia.
Debat antara kebebasan digital dan keamanan anak sepertinya terus berkembang. Namun satu hal pasti: era media sosial tanpa regulasi sudah mulai berubah.