Total tuntutan ganti rugi yang diajukan PSG kepada Mbappé mencapai €440 juta (sekitar Rp 7 triliun), yang meliputi beberapa pos kerugian penting:
€180 Juta: Kerugian karena hilangnya peluang transfer, terutama setelah Mbappé menolak tawaran €300 juta dari klub Arab Saudi, Al-Hilal, pada Juli 2023.
€180 Juta: Ganti rugi yang disebabkan oleh perilaku tidak loyal selama proses negosiasi kontrak.
€60 Juta: Tuntutan atas pelanggaran iktikad baik dan kinerja kontrak yang dianggap tidak tepat.
€20 Juta: Kompensasi atas kerusakan reputasi dan citra klub yang diyakini telah tercoreng.
Klaim Balik Mbappé: Gaji dan Tuduhan Pelecehan Moral
Menanggapi tuntutan klub, pihak Mbappé bersikeras bahwa klub tidak pernah menunjukkan bukti adanya kesepakatan bahwa striker tersebut setuju untuk melepaskan hak pembayaran apa pun. Pengacara Mbappé mengajukan tuntutan balik yang totalnya melebihi €260 juta (sekitar Rp 4,1 triliun).
Tuntutan Mbappé tersebut terdiri dari tiga poin utama:
Gaji dan Bonus Tertunggak: Klub dituduh gagal membayar gaji dan bonus sang pemain untuk bulan April, Mei, dan Juni 2024.
Kompensasi Kontrak: Tuntutan untuk re-klasifikasi kontraknya dari kontrak berjangka tetap (CDD) menjadi kontrak permanen (CDI), yang otomatis akan memicu kompensasi pesangon.
Pelecehan Moral: Mbappé menuduh PSG melakukan pelecehan moral. Tuntutan ini mengacu pada perlakuan saat dirinya dipaksa berlatih bersama pemain cadangan dan dicoret dari tur pramusim klub.
Keputusan Ditentukan Kode Olahraga atau Hukum Perburuhan?
Kasus ini menjadi sorotan karena dapat menentukan preseden penting bagi hukum perburuhan dalam industri sepak bola Prancis.
PSG berargumen bahwa permintaan re-klasifikasi kontrak Mbappé tidak memiliki dasar hukum, sebab kontrak pemain profesional diatur secara spesifik oleh Kode Olahraga.
Sebaliknya, penasihat hukum Mbappé menolak klaim tersebut. Mereka berpendapat bahwa re-klasifikasi kontrak (CDD menjadi CDI) adalah prosedur standar yang diatur di bawah Kode Tenaga Kerja Prancis jika persyaratan hukum untuk kontrak berjangka tetap tidak dipenuhi.