finnews.id – Satuan Lalu Lintas Polres Malang menutup sementara jalur penghubung Malang–Lumajang melalui Kecamatan Ampelgading setelah Gunung Semeru kembali erupsi pada Rabu (19/11/2025). Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan warga di tengah kondisi vulkanik yang masih tidak stabil.
Kasat Lantas Polres Malang, AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska, menjelaskan bahwa penutupan akses dilakukan hingga situasi benar-benar dinyatakan aman.
“Untuk akses dari arah Lumajang sudah ditutup oleh polsek setempat. Dari sisi Malang juga kami imbau masyarakat untuk mematuhi penutupan sementara ini,” ujarnya.
Gunakan Jalur Alternatif
Dengan ditutupnya jalur Ampelgading, pengendara dari Malang menuju Lumajang diminta beralih ke rute lain.
“Jalurnya bisa melalui Malang – Pasuruan – Probolinggo,” tambah Chelvin.
Polisi kini menempatkan personel di sejumlah titik strategis untuk memberikan informasi sekaligus melakukan penyekatan bagi warga yang masih mencoba melintas di rute tersebut.
Kasi Humas Polres Malang, AKP Bambang Subinanjar, menegaskan bahwa penutupan jalan dilakukan demi keselamatan masyarakat. Kondisi vulkanik Gunung Semeru saat ini masih berubah-ubah sehingga jalur langsung menuju Lumajang dinilai berbahaya.
“Situasi vulkanik masih fluktuatif, jalur tersebut belum aman dilalui. Kami berharap masyarakat memahami dan mengikuti arahan petugas,” katanya.
Selain itu, Polres Malang juga berkoordinasi dengan Polres Lumajang, BPBD, dan berbagai instansi terkait untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru serta menyiapkan langkah darurat jika situasi memburuk.
Status Gunung Semeru Naik ke Level IV (Awas)
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa keputusan itu diambil setelah pemantauan visual dan instrumental menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
“Kenaikan status dari Siaga ke Awas terjadi pada pukul 17.00 WIB,” terang Wafid.
Badan Geologi juga mengimbau masyarakat, pendaki, dan wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah, serta menghindari sektor barat hingga timur laut sejauh 20 kilometer dari pusat erupsi.
Selain itu, warga diminta waspada terhadap potensi banjir lahar apabila terjadi hujan deras, khususnya di wilayah Besuk Kobokan di sektor tenggara yang rawan terdampak aliran material vulkanik.