Pernyataan Trump Soal Khashoggi Picu Kemarahan Aktivis HAM
Finnews.id – Pembelaan terbuka Presiden Donald Trump terhadap Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengenai kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi sontak memicu gelombang kecaman keras. Kelompok hak asasi manusia (HAM) dan aktivis pengawas pemerintah bereaksi tajam terhadap komentar Trump yang menepis temuan intelijen dan malah memuji Pangeran Mahkota Saudi tersebut.
Kritik tajam tersebut muncul sebagai respons terhadap pembelaan Trump atas bisnis keluarganya di Arab Saudi dan komentar kontroversialnya terkait Khashoggi. Para aktivis menilai, sikap Trump telah mengabaikan penindasan yang terus berlangsung di Kerajaan.
Menuduh Trump “Berlumuran Darah” Khashoggi
Raed Jarrar, direktur advokasi DAWN, sebuah organisasi yang didirikan oleh Khashoggi untuk memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia di dunia Arab, melayangkan tuduhan serius.
“Presiden Trump memiliki darah Jamal Khashoggi di tangannya,” tegas Jarrar. Ia menambahkan bahwa sikap Trump telah “menjadikan dirinya terlibat dalam setiap eksekusi dan pemenjaraan yang diperintahkan MBS sejak saat itu.”
Pernyataan ini menyoroti kekhawatiran besar di kalangan masyarakat sipil. Kelompok-kelompok HAM secara konsisten menyoroti bahwa pihak berwenang Saudi terus melakukan penindasan keras terhadap perbedaan pendapat.
Penindasan tersebut mencakup penangkapan para pembela hak asasi manusia, jurnalis, dan pembangkang politik yang berani mengkritik Kerajaan.
Aktivis juga mencatat adanya lonjakan eksekusi di Arab Saudi. Mereka menghubungkan peningkatan jumlah eksekusi ini dengan upaya pemerintah untuk menekan perbedaan pendapat internal, yang dianggap sebagai ancaman stabilitas.
Sebelumnya Presiden Donald Trump pada hari Selasa 18 November 2025 Waktu setempat, secara terbuka menepis temuan intelijen AS yang menyebutkan bahwa Pangeran Mahkota Saudi tersebut kemungkinan besar mengetahui operasi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada tahun 2018.
Saat pembelaan, Trump melabeli Khashoggi sebagai sosok “sangat kontroversial” dan menyatakan bahwa “banyak orang tidak menyukai beliau.” Pangeran Mohammed sendiri membantah keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi, yang merupakan warga Saudi sekaligus penduduk Virginia, AS.