Para ahli kebencanaan BNPB menilai kabupaten rawan di Jawa Tengah seperti Banjarnegara, Cilacap, dan Wonosobo, sudah lama membutuhkan penguatan teknologi ini.
Namun, implementasi teknologi pemantauan tersebut terhambat oleh masalah klasik: keterbatasan anggaran dan tantangan kondisi geografis yang kompleks.
Tragedi dengan total 16 korban jiwa meninggal di Cilacap (dan 7 masih dalam pencarian hingga Senin malam) menjadi alarm keras bagi pemerintah.
Di sisi lain, Banjarnegara mencatat sebagai wilayah dengan korban longsor terbanyak dalam periode 2015-2024, di mana 13.351 warga mengungsi dan 330 orang meninggal dunia, disusul Cilacap di posisi kedua.
Fokus pada Mitigasi Multi-Bahaya
Untuk mencegah terulangnya bencana serupa, BNPB menekankan bahwa upaya pencegahan harus dilakukan melalui tiga pilar yang saling mendukung: penguatan vegetasi, penataan ruang, dan kesadaran masyarakat terhadap kondisi geografis setempat.
BNPB berkomitmen bahwa pengembangan peringatan dini multi-bahaya akan menjadi fokus koordinasi lintas kementerian. Sinergi ini dianggap sebagai langkah strategis agar sistem mitigasi bencana di daerah rawan dapat diperkuat secara komprehensif.
- Abdul Muhari
- Banjarnegara
- Banjarnegara dan Cilacap rawan longsor
- Bencana alam
- BNPB
- BNPB soroti kelemahan sistem peringatan dini longsor
- cilacap
- Headline
- Jawa Tengah
- Korban longsor Cilacap dan Banjarnegara terbanyak
- Mitigasi Bencana BNPB
- peringatan dini
- Peringatan Dini Longsor
- tanah longsor
- Teknologi sensor longsor di daerah rawan
- Tragedi Longsor Cilacap