finnews.id – Tren “Bird Theory” (atau tes burung) kembali ramai di TikTok, Instagram, dan media sosial lainnya.
Ide sederhana ini seseorang bilang, “Aku lihat burung hari ini,” lalu menunggu respon pasangannya dianggap oleh banyak orang sebagai cermin seberapa peduli dan hadir pasangan dalam hubungan.
Tapi, di balik kesederhanaan itu, ada dasar psikologis yang kuat teori ini berakar pada riset Dr. John Gottman, psikolog hubungan dari Gottman Institute.
Apa Itu Bird Theory dan Bagaimana Cara Melakukannya?
Menurut laporan Times of India, tes ini cukup simpel: satu pihak menyebut hal sepele seperti burung dan mengamati bagaimana pasangannya merespons.
Jika pasangannya menunjukkan ketertarikan, bertanya “Burung jenis apa?”, atau berbagi komentar, maka dianggap “lulus”.
Sebaliknya, jika responnya datar, acuh, atau bahkan negatif, banyak yang menyimpulkan bahwa ada masalah koneksi emosional.
Konsep “bird theory” ini sebenarnya menyederhanakan apa yang dalam psikologi dikenal sebagai “bids for connection” usulan kecil untuk terhubung emosional.
Riset di Balik Tren: John Gottman dan “Bids for Connection”
Ide tes burung tak cuma sekadar lelucon media sosial. John dan Julie Gottman telah meneliti “bids” (usaha kecil untuk terhubung) selama puluhan tahun.
Dalam penelitian awalnya, mereka mengamati 130 pasangan yang baru menikah dan mencatat interaksi harian mereka di laboratorium (dikenal sebagai “Love Lab”).
Fakta menarik pasangan yang tetap bersama setelah 6 tahun merespons sekitar 86% dari bids satu sama lain, sedangkan pasangan yang akhirnya bercerai cuma merespons sekitar 33%.
Gottman menyebut respons positif terhadap bids kecil sebagai “turning toward” artinya memberikan perhatian, komunikasi, dan keinginan untuk terhubung.Ini dianggap fondasi emosional penting dalam hubungan sehat, karena dari momen-momen kecil inilah keintiman dan kepercayaan dibangun.
Kritik dan Peringatan dari Pakar Psikologi
Namun, para ahli juga mengingatkan agar tren ini tidak dijadikan tolok ukur mutlak untuk menilai hubungan.