Buaya Muara mendapatkan namanya karena habitat utamanya adalah di sungai, rawa, hutan bakau, dan dekat laut (muara), menjadikannya satwa yang toleran terhadap air asin.
Jenis buaya ini juga dikenal dengan sebutan buaya air asin dan dapat tumbuh hingga ukuran sangat besar, dengan laporan kemunculan di Sulawesi Utara sebelumnya mencapai panjang enam hingga tujuh meter.
Kemunculannya di Teluk Manado, yang merupakan perairan terbuka dan berdekatan dengan muara-muara sungai kecil, menguatkan dugaan jenis Crocodylus porosus. Pihak berwenang menargetkan penangkapan buaya tersebut karena kehadirannya sangat membahayakan keselamatan publik.
Imbauan Waspada dan Upaya Penangkapan
Pemkot Manado, melalui pihak berwenang, telah mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat. Warga dan wisatawan diminta untuk sementara menghindari atau meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di perairan Teluk Manado.
Hal ini dilakukan demi mencegah terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar, mengingat buaya muara termasuk satwa yang dilindungi namun sangat berbahaya.
“Buaya itu harus ditangkap oleh pihak yang berwenang. Sebab, banyak aktivitas warga dan wisatawan di laut Manado,” jelas seorang pejabat terkait.
Proses penyisiran dan penangkapan buaya ini membutuhkan kehati-hatian tinggi dan harus dilakukan oleh tim spesialis BKSDA. Satwa buas tersebut, jika berhasil dievakuasi, rencananya akan ditangani untuk kemudian dilepas kembali di wilayah yang jauh dari permukiman, sesuai dengan prosedur konservasi dan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Cek video penampakan buaya diunggah akun media sosial Instagram, klik di SINI