Home Internasional Masa Depan Great Barrier Reef Ada pada Angka 2 Derajat Celcius
Internasional

Masa Depan Great Barrier Reef Ada pada Angka 2 Derajat Celcius

Bagikan
Great Barrier Reef
Great Barrier Reef, Image: ArtTower / Pixabay
Bagikan

finnews.id – Great Barrier Reef sekarang berada pada garis tipis antara harapan dan kerusakan. Peningkatan suhu global menempatkan terumbu karang terbesar di planet ini dalam ancaman yang semakin nyata.

Banyak ilmuwan mengingatkan bahwa masa depan ekosistem ini berkaitan langsung dengan batas dua derajat Celcius. Jika pemanasan global tetap terkendali pada angka tersebut atau lebih rendah, terumbu masih memiliki kesempatan untuk bertahan.

Namun, jika suhu meningkat lebih cepat, konsekuensinya sangat berat: kerusakan terumbu massal, hilangnya keanekaragaman hayati, serta runtuhnya ekosistem yang menopang ekonomi dan kehidupan jutaan orang.

Saat lautan semakin hangat, keseimbangan alami berubah. Karang membutuhkan alga sebagai sumber energi untuk tumbuh dan berkembang. Ketika suhu naik terlalu tinggi, karang mengalami stres dan melepas alga itu.

Karang menjadi pucat, lemah, dan kehilangan kemampuan untuk pulih. Kondisi seperti ini bukan kejadian satu kali. Gelombang panas laut muncul semakin sering dan semakin panjang, sehingga waktu pemulihan menjadi jauh lebih singkat.

Batas Dua Derajat Sebagai Titik Penentu

Para peneliti dari University of Queensland menjalankan simulasi terhadap lebih dari 3.800 gugus karang. Mereka mempelajari interaksi antar spesies, arus laut, serta kemampuan karang beradaptasi terhadap perubahan suhu. Selain itu, mereka melakukan analisis bagaimana karang mampu berkembang pada kawasan dengan arus dingin yang bergerak terus.

Mekanisme Adaptasi yang Terbatas

Karang memiliki kemampuan adaptasi alami. Namun, kemampuan itu bergantung pada waktu. Jika satu kejadian panas datang, karang masih memiliki tenaga untuk pulih. Masalah muncul ketika kejadian panas datang terlalu sering. Karang kelelahan karena energi yang seharusnya untuk pertumbuhan justru terbagi untuk bertahan. Pada titik ini, karang kehilangan vitalitas.

Terlebih lagi, muncul masalah lanjutan. Ketika satu gugus karang melemah, regenerasi pada gugus lain ikut terganggu. Jarak antar populasi yang mampu menyalurkan bibit karang jauh, sehingga proses pemulihan menjadi lambat. Bahkan forum ilmiah menyebut kondisi ini sebagai efek domino, karena kerusakan pada satu area mampu memengaruhi area lain.

Bagikan
Artikel Terkait
Penembakan
Internasional

Penembakan Brutal di Kedai Minum Dekat Johannesburg, 10 Orang Tewas dan Belasan Terluka

finnews.id – Insiden penembakan brutal mengguncang Afrika Selatan. Sedikitnya 10 orang tewas...

Serangan senjata tajam
Internasional

Serangan Brutal di Taipe, 3 Tewas Ditikam dan 11 Terluka: Pelaku Jatuh dari Gedung Departement Store

Finnews.id – Sebuah serangan menggunakan sejata tajam dan granat asap mengguncang ibu...

Yurina Noguchi Nikahi Bot AI di Altar
Internasional

CINTA GILA DI JEPANG! Yurina Noguchi Nikahi Bot AI di Altar: Bukti Nyata Manusia Mulai Pilih Server Dibanding Hati?

Finnews.id – Dunia dikejutkan oleh fenomena sosial unik dari Negeri Sakura. Seorang...

Internasional

Konflik AS Venezuela Tak Terbendung, Trump Siap Tempur

finnews.id – Konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela mencapai titik eskalasi...