Raline Shah, Special Advisor to the Minister of Communications and Digital Affairs, menambahkan, “Dari data kami, AI diprediksi akan membuka lapangan kerja baru di tiga klaster utama. Pertama, di industri konten dan kreator untuk otomatisasi editing dan dubbing. Kedua, di game dan animasi untuk mempercepat pembuatan aset visual. Dan ketiga, untuk UKM digital, di mana AI membantu personalisasi iklan dan foto produk. Teknologi ini bisa mempercepat ideasi, produksi, dan analisis, tapi keberhasilannya bergantung pada cara kita mengelola kreativitas manusia di baliknya.”

Besarnya potensi di sektor konten digital ini sejalan dengan peran teknologi AI secara fundamental yang telah mengubah cara kita dalam mengonsumsi dan menciptakan konten. Seperti yang disampaikan oleh Marianne Rumantir, CEO dan Co-Founder TS Media, “Di TS Media, kami melihat AI sebagai pendamping kreatif yang memperkuat storytelling, bukan menggantikannya. AI mengubah cara kami memproduksi konten, membuat prosesnya lebih efisien. Namun, tugas kami sebagai storyteller kini bergeser, kami harus menjadi kurator yang lebih baik untuk memastikan human touch dan otentisitasnya tetap ada, karena itulah yang membangun hubungan personal dengan audiens.”
Kemampuan AI sebagai pendamping kreatif ini sejalan dengan fokus pengembangan AI di Indonesia. Data Komdigi menunjukkan sektor seperti konten digital, game, dan animasi diprediksi akan merasakan dampak AI paling signifikan. Pertumbuhan inilah yang kini diwujudkan menjadi aplikasi-aplikasi nyata oleh para praktisi teknologi, seperti yang dilakukan di industri kreatif dan teknologi immersive.
Menyoroti perkembangan teknologi AI terkini, Belinda Luis, Founder Pixie Lab and Genexyz, turut menyampaikan, “Kami sudah tidak lagi bicara AI sebagai konsep, tapi sebagai aplikasi nyata. Di Pixie Lab, kami memadukan teknologi AI dan data nyata dari wajah serta kulit manusia untuk mengembangkan sistem biometrik canggih di sektor kecantikan dan fashion. Teknologi kami tidak hanya menganalisis wajah, tetapi juga berusaha memahami wajah, karakter, dan kebutuhan unik setiap individu. Kami percaya, melalui teknologi ini, setiap orang dapat diberdayakan untuk menjadi versi terbaik dirinya, dengan kebebasan memilih produk yang paling sesuai berdasarkan analisis personal mereka.”