Kebiasaan ini juga berpotensi melemahkan otot kandung kemih dan meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK). Dalam kasus yang lebih berat, infeksi tersebut bisa menyebar ke ginjal dan menyebabkan gangguan fungsi filtrasi.
3. Tak Cukup Rehidrasi Setelah Olahraga
Olahraga pagi bermanfaat bagi tubuh, tetapi banyak orang lupa mengganti cairan dan elektrolit yang hilang melalui keringat. Hanya minum air putih terkadang tidak cukup untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh.
Penelitian yang diterbitkan di Nutrients Journal menemukan, minuman yang mengandung natrium dan karbohidrat lebih efektif membantu rehidrasi dibanding air putih biasa, terutama setelah olahraga berat di cuaca panas.
Kekurangan cairan menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun, meningkatkan risiko dehidrasi dan pembentukan batu ginjal. Karena itu, penting untuk minum sebelum dan setelah olahraga serta mengganti elektrolit bila aktivitas dilakukan cukup intens.
4. Melewatkan Sarapan
Kebiasaan melewatkan sarapan kerap dianggap cara mudah untuk menghemat waktu atau menurunkan berat badan, padahal tidak makan pagi bisa berdampak buruk bagi kesehatan ginjal dan jantung.
Tanpa asupan energi yang cukup, kadar gula darah dapat menurun dan memicu keinginan mengonsumsi makanan tinggi garam atau olahan di siang hari. Asupan natrium berlebih inilah yang dalam jangka panjang bisa mempercepat kerusakan ginjal dan meningkatkan tekanan darah.
Penelitian yang diterbitkan International Journal of Nephrology menegaskan pentingnya mengontrol konsumsi garam dan menjaga pola makan teratur untuk memperlambat kerusakan ginjal. Sarapan dengan protein, buah, dan biji-bijian utuh dapat membantu menstabilkan kadar hormon, energi, dan tekanan darah, sekaligus mendukung fungsi ginjal dan jantung yang optimal.