Finnews.id – BMKG mengumumkan 6 provinsi di Indonesia berstatus Siaga Hujan Ekstrem per 4 November 2025. Warga diminta mewaspadai puncak musim hujan yang membawa ancaman banjir, longsor, dan angin kencang hingga Februari 2026.
Puncak Musim Hujan Tiba, Dinamika Atmosfer Picu Badai
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa potensi hujan ekstrem di berbagai wilayah Indonesia meningkat signifikan seiring masuknya sebagian besar Nusantara ke fase puncak musim hujan.
Fenomena ini dipengaruhi oleh peralihan musim dari wilayah barat ke timur serta aktivitas dinamika atmosfer yang semakin intensif.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa hingga akhir Oktober 2025, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau 306 Zona Musim (ZOM), telah resmi memasuki musim hujan.
Peningkatan curah hujan ini diprediksi berlangsung hingga Februari 2026, memaksa masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan secara drastis.
“Potensi hujan ekstrem di Indonesia telah meningkat sejak akhir Oktober 2025 dan diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026,” kata Guswanto saat dikonfirmasi wartawan, Selasa 4 November 2025.
Dia menambahkan bahwa masyarakat harus waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan petir.
BMKG Tetapkan 6 Provinsi Berstatus Siaga Hujan Sangat Lebat
Fokus utama kewaspadaan saat ini tertuju pada enam provinsi yang secara spesifik ditetapkan BMKG berada dalam kategori Siaga (hujan lebat hingga sangat lebat) pada periode 4 November 2025.
Penetapan status Siaga ini berfungsi sebagai alarm bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk segera mengambil tindakan pencegahan.
Enam provinsi yang harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap hujan ekstrem tersebut meliputi:
Sumatera Utara
Banten
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Timur
Maluku
Selain enam wilayah tersebut, Guswanto juga menyoroti bahwa daerah-daerah seperti Sumatera bagian barat dan selatan, Jawa Tengah, DIY, sebagian besar Kalimantan dan Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, serta Papua bagian barat, juga tetap memerlukan perhatian tinggi karena diprediksi mengalami hujan dengan intensitas bervariasi.